BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jawa Barat menyayangkan tidak ikut sertanya beberapa atlet yang masuk dalam kerangka tim Jabar untuk persiapan babak kualifikasi PON XX di kejuaraan daerah ‘Piala Gubernur Jabar 2019’.
Dari total 10 atlet yang masuk dalam komposisi tim Pelatda PON XX Jabar, hanya sekitar tujuh atlet yang ikut.
Seperti diketahui, Pengprov PTMSI Jabar sudah menetapkan 10 atlet yang masuk dalam tim Pelatda Tenis Meja PON XX Jabar berdasarkan dua kali pelaksanaan seleksi daerah.
Ke-10 atlet tersebut yakni Gilang Maulana (Kabupaten Subang), Ahmad Dahlan (Kabupaten Subang), Andre Kriistian Gunaya (Kabupaten Garut), Muhamad Akbar (Kota Bogor), Kevin Junius Fabian (Kota Bekasi), Ade Kharisma Nurhawa (Kabupaten Bogor), Nuni Sugiani (Kabupaten Ciamis), Sofi Fitria (Kabupaten Sumedang), Alda Rahayu Chandra (Kota Bogor), dan Amanda Nurkhoir (Kabupaten Bogor).
” Selain 10 atlet yang lolos selekda dan masuk di komposisi tim pelatda PON XX, kita sebenarnya berharap 32 atlet yang mengikuti seleksi daerah bisa ikut di kejurda ini,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengprov PTMSI Jabar, Tito Siswandi saat ditemui di GOR Tenis Meja, Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Tito menuturkan, pada Kejurda Tenis Meja ‘Piala Gubernur Jabar 2019’ yang digelar sejak Kamis (18/4/2019), sekitar tujuh atlet ikut serta. Yakni Andre Kriistian Gunaya (Kabupaten Garut), Muhamad Akbar (Kota Bogor), Ade Kharisma Nurhawa (Kabupaten Bogor), Nuni Sugiani (Kabupaten Ciamis), Sofi Fitria (Kabupaten Sumedang), Alda Rahayu Chandra (Kota Bogor), dan Amanda Nurkhoir (Kabupaten Bogor).
” Kita tidak tahu kenapa mereka tidak ikut, meski hasil dari kejurda ini tidak berpengaruh pada posisi mereka di tim pelatda. Tapi setidaknya, mereka bisa mengasah kemampuannya di kejurda ini semakin lebih baik,” terangnya.
Kejurda tersebut, lanjut Tito, mempertandingkan nomor beregu putra putri yang tidak mensyaratkan pembatasan usai. Sedangkan di nomor perorangan putra putri, mensyaratkan pembatasan usia maksimal 25 tahun.
Dengan demikian, atlet-atlet tenis meja Jabar pun bisa menguji kemampuan mereka menghadapi atlet tenis meja senior atau bahkan legenda tenis meja Jabar yang banyak turun di nomor beregu memperkuat klub mereka masing-masing. Diantaranya Jajat Sudrajat dan Momon Afrimon.
” Dengan banyaknya atlet senior yang bermain di kejurda, ini jadi kesempatan langka bagi atlet-atlet junior. Mereka bisa menguji sekaligus berguru dari para atlet-atlet senior, terutama dari sisi mental bertanding. Kalau memang si atlet tu juara sejatai, maka tidak jadi masalah menghadapi atlet manapun. Mau atlet senior, junior, atau bahkan atlet legenda. Jadi kejurda ini sangat bagus sebagai tolok ukur perkembangan atlet,” tegasnya.
Tito pun mengakui jika kejurda kali ini tidak diikuti lengkap oleh seluruh kota/kabupaten di Jabar yang sudah memiliki kepengurusan PTMSI. Meski demikian, kejuaraan-kejuaraan seperti ini sangat bagus bagi program pembinaan atlet maupun bagi perkembangan tenis meja di Jabar.
” Memang dari sekitar 365 atlet yang ikut di nomor perorangan maupun atlet yang ikut di nomor beregu, tidak semua pengcab PTMSI kota dan kabupaten di Jabar mengirimkan. Dari 27 kota dan kabupaten, yang mengirimkan atlet diantaranya berasal dari Cianjur, Kota Cirebon, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Banjar, Ciamis, Sumedang, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor. Kedepan, kita berharap 27 pengcab PTMSI kota dan kabupaten di Jabar bisa terwakili,” pungkasnya.
Hingga saat ini, Kejurda Tenis Meja ‘Piala Gubernur Jabar 2019’ masih melangsungkan pertandingan. Sabtu (20/4/2019) kemarin sudah memasuki babak semifinal beregu dan perorangan putra putri.
Laga final di semua nomor pertandingan, rencananya akan digelar hari ini sekaligus penutupan Kejurda oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provnsi Jabar, Engkus Sutisna.
(ageng/bam’s)
