BANDUNG, FOKUSJabar.id: Calon Gubernur Jabar nomor urut 4 Deddy Mizwar kembali mendapat dukungan dari kelompok masyarakat untuk Pilgub Jabar 27 Juni mendatang.
Kali ini dukungan datang dari keluarga besar LSM Gerakan Masyarakat Bersatu (GMB), di Kampunh Bojongkoneng,
Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupateb Bandung.
Kedatangan Deddy Mizwar ke kediaman Ketua Umum GMB Nova Sofyan pun disambut meriah, Senin (11/6/2018).
Demiz mengaku senang, terlebih semakin mendekati hari pencoblosan, semakin banyak dukungan yang ditujukan untuk dirinya dan pasangan.
“Alhamdulillah, semakin mendekati hari pencoblosan, semakin membanjir dukungan. Saya lihat LSM GMB ini dengan keluarganya bisa lebih dari satu juta orang ya,” kata Demiz, usai petertemuan.
Tidak hanya LSM GMB, organisasi lain pun punya kecenderungan sama dalam menyatakan sikapnya.
Selama ini organisasi-organisasi masyarakat cenderung diam, tetapi setelah melihat perkembangan setiap pasangan calon, baru bisa memutuskan soal dukungan politiknya.
“Belakangan mereka mulai memutuskan. Kemarin di Kota Bandung ada empat organisasi yang sudah memastikan dukungan untuk Deddy-Dedi.Kemudian nanti ada organisasi Pemuda PBB (Partai Bulan Bintang) yang akan menyatakan dukungan serupa.
Dalam kesempatan itu, Demiz berpesan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya. Terlebih golput tidak akan membawa perubahan positif yang berdampak pada kehidupan masyarakat.
Demikian diungkapkan Demiz saat warga menyampaikan harapan soal pendidikan, kesehatan,kebutuhan pokok dan lapangan pekerjaan.
“Itulah kenapa gak boleh golput. Jangan apatis terhadap politik agar menghasilkan kebijakan positif bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Sekolah nggak mungkin gratis semua, swasta juga ada yang nggak mau nerima BOS. Namun secara bertahap mungkin pendidikan bisa gratis,” papar Demiz.
Dia menegaskan bahwa sesuai dengan sembilan program unggulan Deddy-Dedi untuk membangun Jabar 2018-2023.
Pasangan ini pun menargetkan agar tidaj ada anak dari keluarga kurang mampu tidak sekolah.
” Bunyi visi pendidikan tersebut adalah pembangunan ruang kelas baru, unit sekolah baru, peningkatan kesejahteraan guru, dan pemerataan kesempatan layanan pendidikan hingga perguruan tinggi. Jangan sampai ada anak yang tidak bisa sekolah hanya karena orangtuanya nggak mampu,” tegas Demiz.
Kaitannya dengan kesehatan, Demiz menuturkan bahwa tingkat kesehatan masyarakat ditentukan oleh kualitas lingkungan, termasuk gaya hidup dan kualitas gizi anak.
Dia meminta setiap organisasi masyarakat, termasuk LSM GMB mengawal kebijakan pemerintah terkait derajat kesehatan masyarakat.
“Meskipun sekolah gratis, tetapi anak-anak nggak mau sekolah karena gizinya tidak dipenuhi, sama aja bohong. Jadi gizi juga harus terpenuhi agar ada semangat menuntut ilmu,” kata dia.
(LIN)