JAKARTA, FOKUSJabar.id : bank bjb (IDX: BJBR) di pembuka tahun selama bulan Januari, Februari dan Maret 2018 telah berhasil menekan cost to income ratio yang turun sebesar 6,2% year on year dan mencatat pertumbuhan Fee Based Income sebesar 54,3%. Kontribusi positif ini berhasil membawa Laba sebelum CKPN di triwulan pertama 2018 sebesar 658 Miliar, naik 11,6% Year on Year. Adapun laba bersih tercatat sebesar Rp. 454 miliar. Hal ini dipaparkan oleh Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris bank bjb dalam acara analyst meeting 1Q2018 yang bertempat di Glass House, Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jakarta bersamaan dengan seluruh jajaran Direksi, Dewan Komisaris serta tamu undangan yang merupakan analis-analis pasar modal maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan menyampaikan, “membuka awal tahun ini, di triwulan pertama 2018, bank bjb berhasil melakukan efisiensi yang terlihat dari Cost to Income Ratio yang mengalami penurunan dari 68,9% di Q1 2017 menjadi 62,7% di Q1 2018. Efisiensi biaya operasional dibarengi dengan pengelolaan kredit yang baik, yang tercermin dari stabilnya rasio NPL, dimana per Q1 2018 NPL gross sebesar 1,6%, atau terjaga jika dibandingkan dengan Q1 2017. Rasio NPL tersebut jauh dibawah rasio NPL perbankan yang sebesar 2,88% (per Februari 2018)”.
Pada akhir Maret 2018, Net Interest Income bank bjb berhasil tumbuh sebesar 1,4 Triliun Rupiah atau sebesar 3,6% year on year sejalan dengan ekspansi kredit yang mencapai 13,2% year on year. (Tumbuh diatas pertumbuhan kredit industri per Februari sebesar 8,32%). Total aset bank bjb (tidak termasuk anak perusahaan) mencapai Rp.110,8 Triliun Rupiah atau tumbuh sebesar 13% year on year.
(HW)