BANDUNG, FOKUSJabar.id: Alumni dan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) harus mampu membangun rasa optimisme yang tinggi di masyarakat. Selain memberi kinerja yang optimal, mereka pun dituntut mampu memberi rasa tenang ke masyarakat di tengah maraknya isu-isu yang muncul saat ini.
Demikian diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo saat membuka temu akbar alumni IPDN d8 Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (5/4/2018).
“Bangun optimisme di masyarakat. Untuk maju, mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” kata Tjahjo.
Dia mengaku sedih dengan adanya tokoh yang mengungkapkan bahwa Indonesia akan bubar pada 2030. Padahal menurut dia, bangsa ini memiliii segudang potensi yang bisa menjadi kekuatan untuk membangun dan lebih baik.
“Jangan jadi pemimpin yang pesimis. Sedih saya. Jangan bangun masyarakat kita pesimis,” jelas dia.
Pihaknya meminta para aparatur sipil negara (ASN) agar terus memberikan pengabdian terbaik untuk masyarakat dan negara.
Salah satunya dengan melawan pihak-pihak yang telah merendahkan harga diri bangsa dan negara.
“Mengkritik boleh, tapi yang menghina diri kita, harus kita lawan. Melawan yang menghina harga diri kita adalah menjaga kehormatan dan harga diri kita,” tegas dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu cara membangun rasa optimisme yang tinggi dan melawan penghina di masyarakat adalah dengan menginformasikan berbagai kesuksesan pemerintah. Dia pun meminta alumni dan praja IPDN membuka fakta pembangunan secara objektif ke masyarakat.
Tjahjo mencontohkan, saat ini seluruh pulau di Tanah Air telah terhubung dengan terus dibangunnya bandara dan pelabuhan.
“Mulai Pulau Ronde Sabang sampai perbatasan Papua Barat dengan Republik Palau. Itu sudah bisa terhubungkan dengan baik melalui udara dan laut,” ungkap dia.
Tidak hanya itu, menurut dia, Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pun telah menginstruksikan pembangunan infrastruktur di seluruh daerah perbatasan.
“Di 178 kecamatan di perbatasan (dengan negara lain) tadi Insya Alloh tahun ini ada Puskesmasnya. Sudah ada pasar tradisionalnya. Segera dibangun sekolah SD, SMP, SMA termasuk sarana prasarana lainnya,” kata dia.
Pemerintah pun sudah membangun 59 waduk besar dan 2.600 embung-embung untuk mempercepat pembangunan irigasi. NTT yang asalnya tanpa air, sekarang ada lima waduk besar, puluhan embung-embung,” paparnya.
Tjahjo pun meminta abdi negara ini mengawal pembangunan di desa seiring terus disalurkannya dana ke akar rumput tersebut.
(LIN)


