spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Angka Kemiskinan Jabar Selatan Lebih Tinggi dari Nasional, Ketua Forkodetada Jabar Pertanyakan Realisasi Rp100 T Dana Perpres 87 Tahun 2021

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Forum Koordinasi Desain Penataan Daerah (Forkodetada) Jawa Barat, Holil Aksan Umarzen mempertanyakan komitmen pemerintah pusat dalam merealisasikan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 87 tahun 2021 mengenai Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

    Menurutnya, sejak diterbitkan lebih dari 2 tahun lalu, permasalah-permasalahan krusial di Jawa Barat belum juga teratasi.

    BACA JUGA: Direktur PT SMA Bersama Menager PT SMA di Tungtut 2,6 Tahun Penjara Dalam Kasus Suap Proyek Bandung Smart City

    “Jumlah penduduk miskin masih di atas 4 juta jiwa. kesenjangan (gini ratio) masih diangka 0,412. Artinya lebih tinggi dari nasional. Selain itu, tingkat pengangguran terbuka di Jabar masih di atas 8,3 persen, lebih besar dari nasional yaitu 6,26 persen,” kata Holil, Rabu (23/8/2023).

    Padahal sejatinya Perpres tersebut dikeluarkan untuk mendongkrak pertumbuhan lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran, dan kemiskinan di Jawa Barat.

    Sosok yang aktif sebagai Dewan Pangaping Kongres Sunda ini masih melihat ketimpangan yang lebar antara Wilayah Jawa Barat Selatan dibanding dengan wilayah lainnya.

    BACA JUGA: Pekan Depan, JPU KPK Limpahkan Berkas Perkara Yana Mulyana ke PN Bandung

    “Ketimpangan itu jelas terlihat. Jawa Barat Selatan jauh tertinggal. Terutama di wilayah Garut Selatan dan Tasikmalaya Selatan,” katanya.

    Holil menyebut, buruknya kondisi ekonomi menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks.

    Holil kemudian menyoroti soal tingginya angka perceraian di Jawa Barat.

    “Angka perceraian di Jawa Barat tertinggi secara nasional. Dan yang paling terdampak pasti perempuan dan anak-anak. Maka, tak heran jika Jawa Barat masih jadi pengirim TKW ke luar negeri tertinggi. Ujung-ujungnya marak kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang,red),” ucapnya.

    Oleh karena itu, pihaknya pun mendesak pemerintah pusat maupun provinsi agar serius dalam memutus lingkaran setan kemiskinan dan kesenjangan di Jawa Barat Selatan.

    “Pemerintah daerah juga harus cepat merespon dengan langkah-langkah dan gagasan cerdas bagaimana Perpres tersebut bisa direalisasikan supaya dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,”ungkapnya.

    Selain itu, pihaknya juga mendorong kepada Pemerintah Pusat agar segera membangun Jalan Nasional Lintas Jabar Selatan mulai dari Merak Banten hingga Jawa Tengah.

    Holil juga berharap infrastruktur lain seperti sambungan listrik, internet dan akses terhadap air bersih ditingkatkan supaya investor mau menanamkan modalnya di Jawa Barat Selatan.

    Seharusnya, kata Holil, setelah berjalan 2 tahun, Rp 100 Triliun yang dialokasikan pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan Jawa Barat Selatan sudah bisa kelihatan dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    “Warga Jawa Barat Selatan berhak hidup sejahtera seperti di wilayah lain. Pemerintah juga harus dengar usulan para tokoh pemakarsa Kawasan Ekonomi Khusus Garut Selatan.

    Agar terjadi sinergisitas antara pemerintah dan pihak swasta dalam mendorong percepatan pembangunan Jabar Selatan dengan adanya titik titik pertumbuhan ekonomi di semua sektor usaha,” pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img