spot_img
Selasa 7 Mei 2024
spot_img
More

    Survei Manulife, Hanya 54% Responden Miliki Perencanaan Pensiun

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sebagian besar responden Indonesia, perencanaan masa pensiun cukup penting dan telah menjadi prioritas tujuan finansial agar terlindung dari ketidakpastian di masa depan.

    Meski begitu, baru separuh responden yang memiliki rencana pensiun. Hal itu menunjukkan adanya kesenjangan antara optimisme kemapanan finansial dibanding dengan kebutuhan nyata untuk memiliki perencanaan finansial yang matang sejak dini.

    Demikian terungkap dalam survei terbaru Manulife. Hasil survei Manulife Asia Care Survei 2023 menyatakan bahwa 82 persen responden Indonesia menilai perencanaan masa pensiun sebagai langkah bijaksana.

    Kendati begitu, hanya ada 54 persen responden yang memiliki perencanaan ini, dan tiga perempat responden masih mengandalkan simpanan dan tunai, dan hampir separuhnya mengandalkan warisan  serta skema jaminan pensiun pemerintah.

    Rata-rata responden Indonesia memperkirakan
    akan memasuki masa pensiun pada usia 58 tahun dan mulai mengalami gangguan kesehatan pada usia 63. Dengan kata lain, responden memperkirakan kesehatan yang prima hanya akan bertahan selama lima tahun pertama setelah pensiun.

    BACA JUGA: Manulife dan Bank DBS Hadirkan MiTreasure Whole Life Legacy

    Namun, hampir tiga perempat responden
    atau 74 persen memperkirakan akan dapat mencapai target nilai simpanan pensiunnya dalam waktu sepuluh tahun. Terkait kondisi keuangan saat ini, 79 persen responden Indonesia juga bersikap lebih positif, dengan
    80 persen responden memperkirakan peningkatan kondisi keuangan dalam 12 bulan ke depan.

    Pandangan ini pun diperkuat oleh 63 persen responden yang memperkirakan pendapatannya akan meningkat tahun ini. Dalam perkiraan responden, kenaikan dapat mencapai rata-rata 30 persen.

    Hal ini menyumbang keyakinan 88 persen responden terhadap kemampuannya dalam mewujudkan tujuan keuangan. Namun responden Indonesia memiliki minat terendah untuk memiliki dana guna membiayai kebutuhan kesehatan di masa depan dibandingkan semua negara lain di dalam survei.

    Dana pensiun (54 persen) dan dana darurat (49 persen) merupakan dua prioritas tujuan finansial, sejalan dengan negara-negara lain, namun dana kesehatan hanya dinyatakan oleh 19 persen responden, atau yang terendah di kawasan. Menyiapkan dana pendidikan (40 persen) menempati urutan prioritas yang jauh lebih tinggi, begitu pula dengan membeli rumah (25 persen).

    “Keyakinan masyarakat Indonesia tentang kemampuannya mewujudkan tujuan finansial adalah hal positif, akan tetapi perlu didukung perencanaan pensiun yang tepat. Prioritas mereka terhadap dana pendidikan dan rumah, jika tidak diimbangi dengan perhatian yang sama terhadap biaya kesehatan, sementara memenuhi tujuan keuangan jangka pendek, akan dapat bisa mendatangkan masalah di masa depan,” kata Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland.

    Maka, kata Ryan, Manulife berkomitmen membantu seluruh keluarga Indonesia menyiapkan masa depan mereka dengan memperkecil gap dana pensiun dan proteksi melalui solusi yang dimiliki Manulife.

    Inflasi mengancam terwujudnya dana pensiun

    Dalam target finansial individu, hampir dua pertiga responden atau 62 persen memandang inflasi sebagai ancaman terbesar, diikuti dengan perlambatan perekonomian yang disebutkan 59 persen responden.

    Namun, sejalan dengan keyakinan responden akan pertumbuhan pendapatan tahun ini, hanya sepertiga atau 33 persen responden Indonesia yang memperkirakan penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan sebagai penghambat terwujudnya target finansial.

    Sementara itu, penurunan kondisi kesehatan dipandang sebagai hambatan tertinggi ketiga terhadap pencapaian target finansial (35 persen), tetapi hanya sepertiga responden atau 34 persen yang menyatakan kekhawatiran tentang kenaikan biaya kesehatan, angka yang terendah di kawasan.

    Untuk mewujudkan hal itu, 78 persen responden Indonesia menyebut dana tunai dan dana simpanan bank sebagai instrumen keuangan utama, 45 persen warisan keluarga dan 42 persen menyebut skema jaminan pensiun pemerintah.

    “Masyarakat Indonesia perlu meminimalkan risiko yang mereka hadapi akibat inflasi dengan memilih instrumen investasi yang tepat dan melindungi diri dengan asuransi. Dana tunai masih sangat diandalkan, namun hal ini membuat masyarakat berisiko terdampak inflasi yang dapat mengurangi nilai uang yang mereka miliki,” kata Ryan.

    Dari survei yang dilakukan, 72 persen responden memiliki asuransi, instrumen yang amat penting bagi perencanaan pensiun yang efektif. Produk yang paling populer adalah asuransi rawat jalan (37 persen), jiwa (26 persen), dan kecelakaan (23 persen).

    Sementara itu, 84 persen responden menyatakan berniat membeli produk asuransi dalam 12 bulan ke depan, meningkat dari 76 persen pada hasil survei sebelumnya tahun lalu. Produk yang paling diminati adalah asuransi rawat inap (27 persen) dan rawat jalan (31 persen).

    Kekhawatiran utama terkait kesehatan

    Selain perencanaan finansial, responden Indonesia menyadari pentingnya kesehatan untuk masa pensiun yang berkualitas. Mereka pun secara aktif berupaya memperbaiki kesehatan dan kesejahteraannya, terutama dengan lebih banyak berolahraga (67 persen), mengatur pola makan (65 persen),  lebih ketat memantau kesehatan (50 persen), dan menambah frekuensi pemeriksaan kesehatan (49 persen).

    Risiko finansial akibat gangguan kesehatan akan terasa dalam bentuk biaya pengobatan dan sebanyak 44 persen menyebutkan biaya inilah yang paling dicemaskan terkait pengelolaan kesehatan.

    Ada pula kekhawatiran lain, seperti kehilangan pendapatan atau pekerjaan karena sakit (34 persen) dan ketidakpastian terkait pihak yang merawat mereka jika terjadi sakit keras (17 persen). Kendati begitu, masyarakat Indonesia menyadari pentingnya asuransi dan nilai didapatkan dari perlindungan asuransi itu.

    “Dalam hal biaya, premi asuransi jauh lebih rendah dibandingkan biaya, misalnya, pengobatan penyakit kritis. Mereka yang belum mengetahui produk asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhannya dapat menghubungi penasihat keuangan profesional Manulife, sehingga dapat memberikan penjelasan tentang berbagai produk dan manfaat yang tersedia,” kata dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img