spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    Gerindra Kerap Dibully Gegara Prabowo Gabung Kabinet Jokowi

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengaku kerap dibully bahkan dimaki lantaran keputusan Prabowo Subianto bergabung ke dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Awalnya Muzani menyinggung soal perjuangan dalam berpolitik yang harus mengutamakan kebaikan.

    Dia mengatakan, hal itu sesuai dengan arahan Prabowo yang mengistruksikan agar setiap kader Gerindra harus menebar kebaikan bagi rakyat, bangsa, dan negara.

    “Inilah yang membuat Partai Gerindra bertambah kuat di usia 15 tahun, karena orang-orang ikhlas yang berjuang untuk bangsa dan negaranya tidak pernah lelah, tidak pernah memikirkan jasa apa yang akan dia dapatkan setelah berjuang,” kata Muzani, dalam sambutan rangkaian HUT ke-15 Partai Gerindra dan Konsolidasi DPD Gerindra Kalimantan Selatan, Kamis (2/2/2023).

    BACA JUGA: Mahfud MD Khawatir Cebong-Kadrun Kembali Terjadi di Pemilu 2024

    Dia mengklaim Gerindra menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia. Meski ada banyak pihak yang menilai keputusan Prabowo untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintah itu disalahpahami.

    “Meskipun keputusan Pak Prabowo bergabung dengan Pak Jokowi banyak disalah pahami, disalahmengerti, bahkan dibully, dimaki. Tapi kita gak ada urusan, karena beliau meyakini keputusan itu untuk kebaikan bangsa dan negara,” kata dia, melansir IDN.

    Wakil Ketua MPR itu menyebut, pembelahan yang terjadi setelah pemilu 2019 begitu terasa di masyarakat, bahkan di lingkungan keluarga. Namun, dengan cepat Prabowo memutuskan bahwa situasi seperti itu tidak boleh berlarut-larut.

    Muzani menuturkan, Prabowo mengesampingkan harga diri dan egonya demi meredam itu semua dengan memutuskan untuk menerima ajakan Jokowi membangun bangsa Indonesia bersama-sama.

    “Ada yang kecewa, ada yang sudah berjuang merasa tidak dihormati. Tapi membangun persatuan bangsa ini justru di mulai dari harga diri para pemimpin, membangun persatuan bangsa ini kalau pemimpin terus memelihara harga dirinya, egonya, semua hal-hal yang bersifat ketersinggungan, maka tidak pernah akan ada persatuan kesatuan. Tidak akan ada pembangunan. Persatuan, kegotongroyongan, dan pembangunan hanya mungkin tercipta kalau ada ketenangan, ada situasi kondusif,” jelas Muzani.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img