spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    Peserta Beberkan Semrawutnya Program Petani Milenial Ridwan Kamil

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Semrawut program Petani Milenial kebijakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, belakangan semakin ramai diperbincangkan.

    Para peserta program Petani Milenial Jawa Barat menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar tidak berperan dan tidak banyak membantu para pesertanya.

    Salah satu peserta Petani Milenial Gelombang 1, Rizky Anggara mengatakan, telah dikontrak selama satu tahun dalam program tersebut bersama rekannya sekitar 20 orang dari berbagai kabupaten/kota di Jabar.

    “Kita ikut program ini selama satu tahun dengan atas nama Petani Milenial yang dibawahi langsung Dinas TPH Jabar, Biro Perekonomian Jabar sama lingkungan Pemprov,” kata Rizky Anggara, Rabu (1/2/2023).

    BACA JUGA: Penyesuaian Tarif Air Minum Kota Bandung Kembali Normal Hari Ini

    Dia menyebut, pihaknya kurang lebih sudah menjalankan budidaya tanaman selama satu tahun yang bertempat di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Hasil dari budidaya diakuinya tidak ada minus dalam artian dari uang pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BJB.

    “Kita pakai KUR, KUR ini besarannya Rp50 juta per orang dikalikan 18 orang. KUR ini dipakai buat modal indukan tanaman dan sebagainya,” jelas Rizky.

    Namun, CV Minaqu Indonesia (MI) selaku offtaker tidak membayarkan hasil panen kepada para petani. Hasil penjualan, kata Rizky, dimaksudkan untuk menutup utang ke Bank BJB.

    “Jadi kita tetap rutin mengirim tanaman ke CV MI, tapi offtaker belum sanggup membayar hingga hari ini,” kata dia.

    Rizky menilai, Pemprov Jabar sebagai pemilik program sangat lemah atau kurang berperan. Padahal, pihaknya sudah kena Surat Peringatan (SP) 2 dari Bank BJB.

    “Kita sudah laporan kesana-kesini, tapi hasilnya gak ada. Pemprov selaku pemilik program ini, pemprov yang selama satu tahun ini sudah kita bantu untuk menaikan citra, tapi giliran kita butuh bantuan pemprov, ini benar-benar gak ada,” katanya.

    Pada Desember 2022 lalu, salah satu rekannya yang domisil di Cimahi dalam kelompok Gelombang 1 didatangi oleh orang Bank BJB. Kedatangan orang bank itu, kata dia, hanya sebatas konfirmasi bukan untuk menagih utang KUR.

    “Cuman siapa yang gak kaget, rumahnya didatengin sama orang bank tiba-tiba, apalagi yang didatenginnya ini dia perempuan yang cuman tinggal sama ibunya berdua, ibunya gak tau menau anaknya ini punya utang ke BJB. Jadi didatengi oleh orang BJB,” ucap Rizky.

    Rizky menganggap hal itu merupakan suatu bentuk penghinaan. Sebab dia bersama rekan yang lainnya merasa selama kurang lebih satu tahun ini sudah berlelah-lelah membantu salah satu program Pemprov Jabar.

    “Giliran kita butuh bantuan kita bener-bener ditinggalin, justru pemprov buat petani milenial yang baru sampai gelombang 10,” tandas Rizky.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img