spot_img
Kamis 28 Maret 2024
spot_img
More

    Program Petani Milenial Ridwan Kamil Disebut Sangat Berantakan

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Program Petani Milenial yang merupakan program Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, tengah ramai di media sosial. Program ini disebut sangat berantakan saat pelaksanaan di lapangan.

    Salah satu peserta Petani Milenial Jawa Barat 2021 menceritakan bagaimana semrawutbya program ini berjalan.

    Dalam tangkapan layar akun Twitter Mazzini @mazzini_gsp, peserta bernama Rizky Anggara ini menilai program petani milenial program Ridwan Kamil pada awalnya sangat baik. Pasalanya, banyak anak muda khususnya milenial tertarik terjun ke dunia pertanian.

    BACA JUGA: Kondisi Keuangan Kota Tasikmalaya Mengkhawatirkan

    “Namun selama perjalanan program ini, jujur saya rasa program ini sangat berantakan,” cuit Rizi, Senin (31/1/2023).

    Tangkapan layar akun Twitter @mazzini_gsp

    Rizki menjelaskan, selain Biro Perekonomian Jabar, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Jabar berperan sebagai pelaksana program petani milenial. Sedangkan PT Agro Jabar selaku avalist atau penjamin, CV Minaqu Indonesia selaku offtaker dan Bank BJB selaku pemberi modal dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    “Dalam perjalanannya program ini sangat berantakan, bahkan kami merasa hanya dimanfaatkan sebagai alat politik dan bahan pencitraan saja tanpa ada hasil,” keluh Rizky.

    Peserta Petani milenial didatangi pihak bank

    Rizky mengungkapan, selama ada permasalahan, seluruh stakeholders saling tuduh. Bahkan lebih parah lagi mereka terkesan menghindar.

    “Tetapi saat kami panen, semua stakeholders datang ramai-ramai untuk menunjukkan bahwa itu adalah hasil kerja mereka. Begitu yang kami alami satu tahun sejak Juli 2021 hingga Juli 2022,” beber Rizky.

    “Kami malah mendapatkan peringatan kedua dari Bank BJB akibat offtaker tidak mampu membayar hasil panen kami hingga detik ini,” jelas Rizky.

    “Alhasil nama kami tercoreng dari perbankan,” lanjutnya.

    Rizky bersama yang lainnya sangat menyayangkan peran Pemprov Jabar selaku pemilik program tersebut. Pemprov Jabar justru membuat petani milenial yang baru hingga gelombang 10.

    “Peran pemprov selaku pemilik program benar-benar nol, tidak berperan sama sekali dan bahkan menghindar,” tegas Rizky.

    Rizky mengaku bingung dengan permasalahan yang ada. Terlebih rasa sakit hatinya kian membuncah ketika orang Bank BJB mendatangi salah satu rekannya di rumah.

    “Kami benar-benar sakit hati karena hanya alat politik dan bahan pencitraan saja,” beber Rizky.

    Hal ini, kata dia, berbanding terbalik dengan official akun media sosial Pemprov Jabar dan Petani Milenial yang masih sangat bangga dan terus membranding program tersebut dengan rapi.

    “Waktu kami telah hilang selama 1 tahun tanpa hasil dan kami malu terhadap orangtua kami yang berharap pada anaknya yang mengikuti program ini,” tandasnya.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img