JAKARTA,FOKUSJabar.id: Pengamat Politik, Fernando Emas, menilai pendukung bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan bakal menggiring opini dizalimi usai dilaporkan ke Bawaslu RI.
Sebelumnya, Anies dilaporkan ke Bawaslu terkait kampanye curi start dan kampanye di tempat ibadah.
Namun, pelaporan itu ditolak Bawaslu karena tak memenuh syarat materiil.
BACA JUGA: Panglima TNI Yudo Margono Terpaksa Rangkap Jabatan Sementara
Fernando mengatakan, para pendukung Anies akan menggiring opini bahwa pihaknya dizalimi pasca dilaporkan ke Bawaslu. Bahkan, saat ini KPU dan Bawaslu sedang membahas regulasi yang mengatur kampanye di luar tahapan.
Meski menggiring isu dizalimi, kata Fernando, masyarakat tidak akan bersimpati kepada Anies.
“Walaupun para pendukung Anies kelak akan coba menggiring opini bahwa Anies dizalimi tidak akan memberikan rasa simpati kepada Anies,” kata Fernando, Selasa (20/12/2022).
Fernando menganggap, narasi dizalimi itu justru tak akan mempengaruhi masyarakat untuk simpati kepada Anies. Sebaliknya, publik justru melihat mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak memiliki etika politik.
“Justru masyarakat melihat bahwa Anies tak memiliki etika politik yang harus taat pada jadwal dan ketentuan mengenai pilpres, sehingga tidak patut diberikan amanah dan kepercayaan untuk memimpin Indonesia ke depan,” kata dia, melansir IDN.
“Regulasi mengenai pengaturan kegiatan politik bakal calon presiden yang melibatkan massa tidak akan memberikan pengaruh pada rasa simpati pada Anies karena banyak masyarakat yang berharap agar kegiatan politik Anies segera dihentikan oleh Bawaslu,” sambung dia.
Lebih lanjut, Fernando juga mengapresiasi niatan KPU dan Bawaslu yang akan mengatur mengenai kegiatan politik bakal calon presiden diluar jadwal masa kampanye.
Direktur Rumah Politik Indonesia ini menegaskan, dengan adanya regulasi tersebut maka tidak akan ada lagi pihak yang curi start kampanye.
“Tidak ada lagi kegiatan politik yang dapat dikategorikan sebagai curi start kampanye oleh bakal calon presiden, apalagi sudah dideklarasikan oleh partai politik seperti Anies yang sudah dideklarasikan oleh Partai Nasdem,” ucap dia.
Sementara itu, relawan pendukung Anies Baswedan sekaligus Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) mengkritisi pernyataan Anggota Bawaslu RI Puadi yang menganggap safari politik Anies bersama Partai NasDem kurang etis dan terkesan mencuri start kampanye.
Sekjen SKI, Raharja Waluya Jati menuturkan, aktivitas kampanye dan berbagai bentuk komunikasi antara kandidat bersama partai politik seharusnya dilihat dari perspektif kepentingan rakyat.
”Rambu-rambu regulasi dan kode etik yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara Pemilu seharusnya bertujuan melindungi hak rakyat dalam mendapatkan informasi yang mendalam mengenai kandidat dan partai,” ujar dia, Minggu (18/12/2022).
(Agung)