spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    NU-PKB Tegang, Cak Imin Disebut Tak Bisa Ambil Suara Nahdliyin 

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Kisruh antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan putri Gus Dur, Yenny Wahid, seolah menegaskan hubungan internal partai yang berbasis NU itu tak berjalan baik.

    Pengamat dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai, dengan situasi seperti ini Cak Imin akan kesusahan mendapat suara dari warga Nahdliyin

    Djayadi menyebut, clash pada kelompok PKB-NU sangat disayangkan karena dua kelompok tersebut memiliki peran penting dalam Pemilu 2024.

    “Masalahnya hubungan PKB sebagai partai dan NU sebagai organisasi itu tak linier saat ini. Ada dugaan PKB-Cak Imin itu cenderumg tak begitu kuat lagi seperti NU sebelumnya,” kata Djayadi, Minggu (3/7/2022).

    Djayadi menyebut pada mulanya, NU merupakan basis suara dari PKB. Pasalnya kiai-kiai Nahdliyin pada 1998 adalah pendiri PKB, salah satunya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

    Basis kelompok islam ini dianggap memiliki pengaruh kuat untuk pemenangan dalam Pilpres 2024.

    BACA JUGA: Viral Video Kebakaran SPBU Akibat Smartphone? Ini Faktanya

    “Setiap calon akan mengkombinasikan nasionalis-religius,” kata dia, seperti dilansir IDN.

    Dia mengatakan, setiap pasangan capres-cawapres bakal berebut suara warga Nahdliyin yang memiliki banyak massa. Biasanya ada kecenderungan suara warga NU ini terkumpul di dalam PKB.

    Namun dengan kisruh PKB vs NU Gusdurian ini, Djayadi menilai suara warga Nahdliyin terpecah ke beberapa partai lain.

    “Pemilih dari NU banyak juga terpecah akhirnya ke PKS, ke PDIP, ada juga ke PAN, dan sebagainya,” katanya.

    Djayadi menambahkan menurut surveinya, sebanyak 21 persen warga Nahdliyin mengaku sebagai anggota aktif NU.

    Sementara jika disurvei secara umum, sekitar 50 persen warga mengaku rakyat Indonesia terafiliasi dengan budaya NU.

    Kendati pengaruh NU cukup kuat di Indonesia, Djayadi menilai belum ada sosok pemersatu warga Nahdliyin seperti sosok Gus Dur.

    Menurutnya untuk menyatukan kembali NU dalam PKB, maka diperlukan sosok seperti Gus Dur yang bisa menyatukan PKB dan PBNU.

    “Masalahnya adalah siapa sosok atau figur yang paling bisa banyak ambil (suara NU) ini? Sementara orang tahu Cak Imin dan Gus Yahya tak harmonis,” ujar Djayadi.

    Sejauh ini Cak Imin menunjukkan keinginannya untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Dia digadang-gadang bakal duet bersama Prabowo dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Gerindra-PKB.

    Djayadi menilai PKB yang menginginkan Cak Imin maju dalam Pilpres 2024 bakal menjadi masalah tersendiri.

    Pasalnya, setiap partai politik yang belum lolos presidential threshold memang membutuhkan koalisi untuk mengusung kandidat capres-cawapres, namun belum tentu setuju mengusung Cak Imin.

    “Partainya mereka perlu. Tapi apakah mereka setuju Cak Imin jadi calon itu jadi masalah. Karena belum tentu Cak Imin bisa bawa suara NU,” tuturnya.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img