spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Idul Adha Muhammadiyah dengan Pemerintah Berbeda Tanggal, Ini Penjelasan MUI

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, Abdullah Jaidi, ungkap alasan perbedaan tanggal perayaan Idul Adha antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

    Jaidi mengatakan, berdasarkan keputusan Kementerian Agama, Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.

    “Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada 10 Juli 2022,” kata Jaidi dalam konferensi pers, Sidang Isbat penetapan Hari Raya Idul Adha, Rabu (29/6/2022).

    Jaidi menyebut, kaum muslim di Indonesia sudah memahami keputusan penetapan hari raya terkadang berbeda antara pemerintah dengan kelompok lainnya.

    BACA JUGA: Beli Minyak Goreng Via PeduliLindungi, Begini Caranya

    “Oleh sebab itu, kita sama-sama mengetahui bahwa yang ada dalam kenyataan. Ada perbedaan dalam kita menyikapi Hari Raya Idul Adha,” kata dia.

    Sebagai contoh, keputusan Muhammadiyah yang telah mengumumkan mereka merayakan Idul Adha lebih dahulu, yakni jatuh pada 9 Juli 2022.

    “Sementara saudara kita dari Muhammadiyah telah mengumumkan terlebih dahulu tentang jatuhnya Hari Raya Idul Adha yaitu pada 9 Juli,” katanya, seperti dilansir IDN.

    pun mengimbau perbedaan keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Mengingat Indonesia sendiri lahir dari kemajemukan yang tertuang dalam nilai-nilai Pancasila.

    “Tentu hal seperti ini adalah sesuatu yang biasa terjadi di tengah kita,” ujar Jaidi.

    Dia mengimbau perbedaan keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Mengingat Indonesia sendiri lahir dari kemajemukan yang tertuang dalam nilai-nilai Pancasila.

    “Tentu hal seperti ini adalah sesuatu yang biasa terjadi di tengah kita,” tutur Jaidi.

    Jaidi pun menjelaskan penetapan Hari Raya Idul Fitri pemerintah dengan Muhammadiyah bisa berbeda, lantaran patokan penghitungan ketinggian hisab yang berbeda.

    “Janganlah perbedaan itu dijadikan perpecahan, tidak saling menghormati. Hendaknya kita saling menghormati adanya perbedaan itu karena tentunya perbedaan itu permasalah adanya wujudul hilal dan rukyatul hilal. Keduanya menggunakan hisab, hanya tergantung pada ketinggian hisab itu masing-masing,” ucap dia.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img