spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    Tangani Wabah PMK, Kota Bandung Anggarkan Rp900 Juta

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung anggarkan Rp900 juta untuk menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Dana tersebut diambil dari belanja tak terduga (BTT) TA 2022 yang dialokasikan untuk pengadaan obat, vitamin dan bantuan dana operasional Satgas PMK.

    Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, dana tersebut diajukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan sudah disetujui.

    “Saya prinsipnya sudah acc ya, permohonan untuk daya dukung vaksinasi hewan di Kota Bandung. Kalau vaksin kan dari pusat, kita dana pendampingnya aja sekaligus untuk nanti pengawasan,” kata Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Jabar, Senin (27/6/2022).

    Selain untuk pengadaan obat, vitamin dan alat suntik, lanjut Ema, dana tersebut akan digunakan untuk operasional Satgas PMK yang di dalamnya bisa terdapat tenaga honorer/non ASN yang dilibatkan dalam pengawasan PMK.

    “Misalnya, ada pihak lain yang terlibat seperti honorarium diluar ASN, kan itu bisa saja dilakukan. Terus daya dukung makan minum, kemudian alat sarana prasarana lain mungkin ada pakaian khusus yang harus disiapkan,” Ema menerangkan.

    BACA JUGA: Cegah PMK, Ciamis Targetkan Vaksin 380 Hewan Ternak per Hari

    Sementara Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, pengajuan anggaran dilakukan akibat bantuan obat, vitamin dan keperluan lain yang diberikan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat belum mencukupi kebutuhan untuk pengendalian PMK di Kota Bandung.

    “Selain vaksin, Pemprov Jabar juga memberikan bantuan beberapa alat pendukung seperti APD, sepatu, alat suntik dan lain sebagainya, tapi memang tidak cukup. Maka, anggaran tersebut akan dilakukan untuk pendukung seperti APD, obat, alat maupun untuk pendukungan operasional satgas PMK,” kata Gin Gin.

    Gin Gin menyebut, untuk penyaluran obat dan vitamin akan dibagi sekira 2.000 hingga 3.000 hewan ternak di Kota Bandung. Pihaknya sudah memiliki data untuk memetakan kebutuhan serta berkomunikasi untuk mengontrol kondisi terkini penyebaran PMK .

    “Kita punya peta ya, berapa jumlah peternak, berapa jumlah populasinya, kemudian berapa yang sakit. Selain itu, ada juga usulan dari beberapa peternak nah nanti kita petakan berapa kebutuhan obat untuk peternak,” dia menjelaskan.

    Gin Gin menambahkan, pihaknya sudah membuka layanan hotline bagi peternak yang memiliki keluhan hewan ternaknya memiliki gejala PMK. Serta, bagi peternak yang membutuhkan obat, vitamin dan hal lainnya bisa menghubungi hotline tersebut.

    “Kita kan sudah punya hotline dan sudah punya hubungan dengan Peternak, apalagi pemeriksaan hewan kurban sekarang di tengah PMK itu tidak bisa dilakukan satu kali. Hari ini sehat, tidak tahu besok. Kan inkubasi itu 1-14 hari. Makannya, kita agendakan 3 hari sebelum idul kurban itu tim akan masuk lagi ke tempat-tempat yang sudah pernah diperiksa,” kata Gin Gin.

    (Yusuf Mugni/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img