spot_img
Kamis 18 April 2024
spot_img
More

    Senator Nigeria dan Istrinya Diduga Mengambil Organ Manusia

    INGGRIS,FOKUSJabar.id: Senator oposisi di Nigeria dari Partai Demokrat Rakyat, Ike Ekweremadu bersama istrinya, Beatrice Nwanneka, didakwa atas tuduhan perdagangan manusia dengan maksud untuk diambil organnya.

    Pasangan tersebut didakwa oleh pengadilan Magistrat Uxbridge di London, Inggris pada Kamis (23/6/2022).

    Keduanya dituduh menyelundupkan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun bernama David Nwamini Ukpo, dari Nigeria ke Inggris untuk menyumbangkan ginjalnya secara ilegal kepada putri mereka yang sedang sakit.

    Terduga korban saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

    BBC memberitakan, pasangan Nigeria ini ditangkap pihak berwenang Inggris pada Selasa dan didakwa oleh jaksa Damla Ayas atas tuduhan berkomplot untuk mengatur atau memfasilitasi perjalanan orang lain dengan maksud untuk dieksploitasi.

    Keduanya saat ini berada dalam tahanan dan akan menghadapi pengadilan yang sama pada 7 Juli.

    Karena sebagian besar dugaan pelanggaran terjadi di Inggris, keduanya diharapkan dapat diadili di Inggris.

    Namun, karena masalah yurisdiksi jaksa membutuhkan izin dari jaksa agung untuk kelanjutan proses hukum. Butuh 14 hari untuk mendapatkan izin.

    BACA JUGA: Tidak Manusiawi, Banyak Napi di Penjara Haiti Tewas

    Investigasi oleh Tim Kejahatan Spesialis Kepolisian Metropolitan terjadi setelah kepolisian diberitahu tentang adanya potensi pelanggaran Undang-Undang Perbudakan Modern Inggris.

    Aturan itu mengatur bahwa mengambil organ anak merupakan pelanggaran serius dan dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

    Pengambilan organ melibatkan pengambilan bagian tubuh, seringkali untuk keuntungan komersial dan bertentangan dengan keinginan korban.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar sepersepuluh dari semua transplantasi organ global dilakukan dengan menggunakan organ yang diperoleh secara ilegal.

    Berdasarkan laporan dari interpol pada tahun lalu, kejahatan perdagangan manusia untuk pengambilan organ menjadi perhatian khusus di Afrika bagian utara dan barat.

    Negara itu berisiko mengalami eksploitasi karena banyak populasi miskin dan pengungsi.

    The Guardian memberitakan, pengacara terdakwa, Gavin Irwin, menyampaikan kasus hukum ini merupakan tuduhan yang serius dan tidak masuk akal.

    Dia menegaskan kliennya sebagai anggota parlemen Nigeria, mantan wakil presiden senat, dan pimpinan firma hukum, yang memiliki karakter baik, sehingga tidak mungkin melanggar dan tidak pernah memiliki pelanggaran sebagai pelayan publik Nigeria.

    Antonia Gray, yang mewakili istri pejabat Nigeria itu membantah bahwa kliennya telah terlibat dalam dugaan perdagangan ilegal anak.

    Gray menegaskan kliennya adalah seorang akuntan keuangan yang bersih dari kasus pelanggaran.

    Melansir IDN, Jaksa mengatakan kedua terdakwa dalam wawancara di kantor polisi telah menyampaikan bantahan atas tuduhan tersebut.

    OA News memberitakan, Aisha Yesufu, seorang aktivis hak asasi manusia terkemuka Nigeria dari organisasi Bring Back Our Girls, mengecam tindakan politisi tersebut.

    Tindakan itu dianggap menakutkan dan memunculkan pertanyaan berapa banyak orang yang hilang akibat pengambilan organ.

    Aktivis lain, Rinu Oduala, juga mengecam tindakan tersebut, dia menyampaikan sebagai mantan wakil presiden senat tuduhan terlibat dalam perdagangan organ sangat mengecewakan dan telah merusak citra Nigeria.

    Aktivis ini juga mengeluhkan pejabat Nigeria yang selalu mempersulit dan merusak citra negara.

    Pada Jumat, Dino Melaye, seorang senator di Nigeria memberikan dukungan kepada rekannya yang sedang ditahan di Inggris. Ariyo-Dare Atoye, pendiri Nigeria Liberty Center, memberikan tanggapannya yang tidak memihak atu mengecam.

    Dia menyampaikan saat ini, terlalu dini untuk membuat kesimpulan karena masih ada penyelidikan untuk mengukap apakah ada pelanggaran.

    Senator Nigeria itu baru-baru ini dipilih menjadi profesor tamu di Universitas Lincoln di Inggris. Juru bicara universitas itu menyampaikan prihatin dengan kasus ini, tapi memberitahu tidak dapat memberi komentar lebih lanjut karena merupakan penyelidikan polisi yang masih berjalan.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img