spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    Buntut Perang Rusia – Ukraina, Rakyat Afrika Terancam Mati Kelaparan

    UKRAINA,FOKUSJabar.id: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan, invasi Rusia ke negaranya mengakibatkan Afrika dalam posisi menjadi sandera.

    Perang yang dilancarkan Rusia memicu kenaikan harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), dan pupuk.

    Kepada para pemimpin Uni Afrika (UA), Zelenskyy mengatakan benua tersebut telah terperangkap dalam situasi yang bukan buatannya.

    Ukraina dan Rusia menyumbang hampir sepertiga pasokan gandum global. Sementara Rusia merupakan pengekspor pupuk utama, Ukraina adalah pengekspor minyak jagung dan bunga matahari. Tapi perang Rusia di Ukraina telah mengacaukan sistem distribusi produk tersebut.

    Presiden Zelenskyy berusaha untuk bisa menyampaikan pidato ke para pemimpin Afrika. Sebagian besar negara di benua tersebut telah gagal mendukung resolusi PBB untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

    Dampak nyata perang Rusia di Ukraina terhadap Afrika adalah ancaman kematian massal anak-anak di Tanduk Afrika, khususnya Somalia.

    Kekeringan di negara itu tercatat sebagai yang terburuk dalam 40 tahun terakhir, diperparah dengan perang Rusia di Ukraina.

    “Statistik menunjukkan bahwa tingkat kekurangan gizi pada anak-anak lebih tinggi dari kelaparan 2011,” ujar Jamal Abdi Sarman dari UNICEF dilansir Sky News.

    BACA JUGA: 250 Orang Tewas Akibat Gempa di Afghanistan

    “Itu berpotensi menunjukkan kelaparan yang menjulang di masa mendatang. Jika intervensi tidak terjadi seperti yang diharapkan, dan dengan cepat, kita pasti akan menyaksikan kematian massal anak-anak dalam beberapa bulan mendatang,” tambahnya.

    Sekitar 20 juta ton biji-bijian di gudang Ukraina tak bisa dikirim ke Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian Asia karena perang tersebut.

    “Perang Rusia mengambil korban yang berat dan tidak masuk akal, tidak hanya pada penduduk Ukraina tetapi juga mereka yang paling rentan di seluruh dunia,” kata ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dikutip dari Al Jazeera.

    “Untuk membantu mitra kami, kami akan memobilisasi tambahan 600 juta euro (Rp9,3 triliun) untuk menghindari krisis pangan dan guncangan ekonomi,” tambahnya.

    Bantuan itu akan dibagi untuk negara-negara paling rentan yang terdampak di Afrika, Karibia dan Pasifik.

    Associated Press memberitakan, Zelenskyy mengatakan kepada pemimpin UA bahwa Afrika sebenarnya disandera dalam perang Rusia-Ukraina.

    “Mereka mencoba menggunakan Anda dan penderitaan rakyat untuk menekan demokrasi yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia,” kata Zelenskyy, seperti dilansir IDN.

    Kiev dan sekutu Barat menuduh bahwa pasukan Rusia yang mendominasi di Laut Hitam telah melakukan blokade terhadap pengiriman biji-bijian.

    Di sisi lain, Moskow menolak tuduhan tersebut dan menyalahkan negara-negara Barat, karena menjatuhkan serangkaian sanksi pada Rusia atas invasi yang mereka lancarkan ke Ukraina.

    “Perang ini mungkin tampak sangat jauh bagi Anda dan negara Anda. Tetapi kenaikan harga pangan yang sangat besar telah membawanya pulang ke jutaan keluarga Afrika,” kata Zelenskyy, dikutip dari Reuters.

    Presiden Senegal, Macky Sall yang juga ketua UA, mengatakan bahwa dirinya mendukung dan berkomitmen untuk menghormati hukum internasional, menyelesaikan konflik secara damai, dan perdagangan bebas.

    Ketua Komisi UA, Moussa Faki Mahamat, juga menegaskan kembali posisi tentang kebutuhan mendesak akan dialog untuk mengakhiri konflik.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img