spot_img
Selasa 16 April 2024
spot_img
More

    Wajib Coba! Wisata Susur Gua Jabar Berikan Pengalaman Menarik

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wisata susur gua di Jawa Barat salah satu destinasi wisata yang tidak boleh terlewatkan, pasalnya keindahan gua di Jawa tidak kalah dengan tempat lainnya.

    Bahkan wisata susur gua akan memberikan pengalaman yang berbeda dengan wisata lainnya, berikut gua di Jawa Barat.

    1. Gua Sunyaragi, Cirebon

    Wisata susu Gua
    Gua Sunyaragi di Cirebon

    Taman Air Gua Sunyaragi merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Gua ini merupakan salah satu peninggalan dari sejarah panjang kesultanan di Cirebon.

    Hal itu sesuai dengan namanya, yakni berasal dari kata Sunya yang bermakna sunyi, sedangkan Ragi bermakna jiwa. Kendati begitu, objek wisata ini tetap boleh dikunjungi oleh umum.

    Berdasarkan catatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jabar, luas Taman Air Gua Sunyaragi sekitar 15.000 meter persegi. Pemandangan di Taman Gua Sunyaragi memanjakan wisatawan. Bentuknya yang mirip dengan candi, kian memanjakan wisatawan.

    Di dalam kompleks Gua Sunyaragi, terdapat beberapa gua seperti Gua Peteng, Gua Simanyang, Gua Padang Ati, Gua Pawon, Gua Argajumut yang masing-masing dari gua tersebut memiliki makna tersendiri. Satu persatu gua itu dihubungkan oleh rongga yang besar.

    Bangunan Taman Air Gua Sunyaragi didominasi dengan motif wedasan dan mega mendung. Bentuknya menyerupai batu karang dan unik. Dua motif ini sering kita lihat dalam batik khas Cirebon.

    Letak Gua Sunyaragi berada di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, atau dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Cirebon. Untuk bisa masuk ke area wisata, traveler cukup merogoh kocek Rp 10 ribu.

    Pengalaman wisata susur goa disini akan memberikan kesan menarik bagi wisatawan.

    BACA JUGA: 5 Rekomendasi Wisata Alam Terbaik Di Jawa Barat

    2. Goa Pawon, Bandung Barat

    Wisata Susur Gua
    Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat

    Gua Pawon terletak di kawasan Karst Citatah yang terkenal dengan bebatuan purbanya di Kabupaten Bandung Barat. Gua ini merupakan salah satu bukti otentik eksistensi Danau Bandung Purba.

    Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut traveler begitu menapaki tangga menuju bibir gua. Pilar batu paduan stalakmit dan stalagmit sepanjang belasan meter, seolah menjadi penyangga atap gua yang ditembus sinar mentari.

    Tak bisa terbayangkan, berapa lama proses tersebut terjadi, sebab pertambahan stalakmit hanya 0,2 mm per tahun. Di gua ini juga, traveler bisa melihat jejak-jejak kehidupan manusia purba.

    Beberapa waktu lalu, arkeolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan eskavasi di Gua Pawon. Di sini, ilmuwan menemukan kerangka, gigi, tembikar, hingga mata tombak yang digunakan manusia purba untuk berburu.

    Gua di antara pegunungan kapur ini juga lekat dengan hikayat Sangkuriang. Konon, Dayang Sumbi yang merupakan ibunda dari Sangkuriang dikisahkan pernah tinggal di dalam Gua Pawon sebelum bertemu kembali dengan Sangkuriang di sekitar Tangkuban Perahu saat ini.

    Gua Pawon beralamat di Kp. Cibukur, Gunungmasigit, Kec. Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Traveler cukup merogoh kocerk Rp 5 ribu – Rp 10 ribu untuk bisa menjelajahi gua purba ini.

    3. Gua Parat, Pangandaran

    Wisata Susur Gua
    Gua Parat di Kabupaten Pangandaran

    Gua Parat terletak di Kawasan Hutan Lindung atau cagar alam di Kabupaten Pangandaran. Wisata susur Gua ini memiliki panjang menjorong kurang lebih 300 meter ke bagian dalamnya.

    Untuk bisa menyusuri gua, wisatawan bisa menggunakan jasa pemandu dari warga lokal. Interior Gua Parat pun semakin melebar begitu traveler berjalan masuk ke dalamnya.

    Di dalam Gua Parat, traveler bisa melihat stalakit dan stalagmit yang memiliki bentuk alamiyang unik, yakni mirip dengan bentuk kemaluan pria dan wanita. Keunikan lainnya, yakni stalakmit yang berbentuk seperti bejana.

    Tak hanya soal wisata susur gua, traveler juga bisa melakukan wisata religi. Sebab, di dekat mulut Gua Parat terdapat dua makam sosok penyebar agama Islam, yaitu Pangeran Kasepuhan (Syekh Ahmad) dan Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad).

    Dari cerita yang dihimpun dari situs wisata Pangandaran (tourism.pangandarankab.go.id), baik Syekh Ahmad dan Syekh Muhammad merupakan keturunan dari Pangeran Maja Agung yang disebut berasal dari Mesir.

    Pangeran Maja Agung menitahkan kedua anaknya, untuk menyebarkan agama Islam dengan mengikuti arah amata angin. Hingga sampailah di Tanah Jawa, yaitu Pangandaran. Setelah sekian lama terpisah, Pangeran Maja Agung pun menyusul kedua anaknya dan bertemu lagi di Gua Parat.

    Lokasi Gua Parat hanya berdurasi 10 menit bila ditempuh dari kawasan wisata Pantai Pangandaran. Untuk menggunakan jasa pemandu wisata, traveler cukup mengeluarkan kocek Rp 50 ribu – Rp 100 ribu untuk dua orang dan bisa menjelajahi gua yang tersambung ke bibir pantai timur Pangandaran itu sepuasnya.

    BACA JUGA: 5 Wisata Jawa Barat Cocok untuk Self Healing

    4. Sanghyang Kenit, Kabupaten Bandung Barat

    Gua Sanghyang Kenit
    Gua Sanghyang Kenit di Kabupaten Bandung Barat

    Dibendungnya aliran Sungai Citarum Purba ke PLTA Rajamandala, membuat air yang melewati Sanghyang Kenit mendangkal. Arus sungai yang deras mulai menjinak, menyisakan air sungai yang mengalir tenang di antara bebatuan purba.

    Secara administratif Sanghyang Kenit ini terletak di Cisameng, Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Lokasinya dekat dengan PLTA Rajamandala.

    Rasa gerah setelah melewati jalanan di area pertambangan Cipatat, tempat hilir mudik truk bermuatan batu berukuran besar, luruh seketika melihat alam yang asri dan air yang jernih.

    Pengunjung yang bermaksud wisata goa di sini akan dipandu oleh pemandu lokal dengan tarif Rp 150 ribu per 10 orang. Penelusuran gua eksotis ini cukup menantang karena akan melewati celah gua yang sempit dan licin.

    Belum lagi dengan rute melewati genangan air Citarum Purba setinggi perut, yang masih dihuni oleh berbagai jenis ikan seperti baung dan gabus. Siapkan stamina dan lampu senter meskipun pemandu akan memberikan fasilitas helm dan pelampung.

    Perjalanan wisata susu gua akan memakan waktu sekitar 45 menit. Bila air sedang tinggi, wisatawan bisa melakukan tubing dari Sanghyang Tikoro yang menjadi pintu keluar gua menuju titik awal Sanghyang Kenit.

    (Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img