spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    Ridwan Kamil: PPP Jangan Kampanye Menggunakan Cara Lama

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyarankan para kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berinovasi dalam berkampanye.

    Menurut Emil, cara menarik simpati masyarakat tak bisa lagi pakai cara konvensional.

    “Saya itu mengamati dari dulu tahun 1955 sampe pemilu kemarin. Kenapa persentase partai Islam tak signifikan padahal umat isalm 90 persen tapiKetika nyoblos gak ke partai muslim,” kata Emil saat menjadi narasumber Musyawarah Nasional Alim Ulama PPP di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang, Minggu (17/10/2021).

    BACA JUGA: Duka Ridwan Kamil Atas Wafatnya 11 Santri di Ciamis

    Menurut pemahamannya, cara partai persuadif politik harus sesuai dengan zaman. Dia menyebut ada jarak generasi yang harus dipahami para kader partai.

    “Saya juga masih mencari kenapa, apakah partai islam kurang persuasif, saya hanya bisa menjawab yang saya pahami. Dalam teori generasi saya pakai jam tangan, anak saya gak punya jam tangan, itu contoh gap generasi. Ini saya pelajari, ada gap yang orangtua tak paham dengan cara konsituen generasi sekarang,” kata dia.

    Saat ini, lanjut Emil, masyarakat lebih melek teknologi dan mengkonsumsi segala macam informasi lewat internet termasuk sosial media.

    “Nah jadi generasi Z ini tidak mengonsumsi PPP lewat baligo, tapi lewat hp. Jadi kalau kader PPP masih maen baligo itu ketinggalan zaman dan baligo itu mahal. Kalau ingin ppp bangkit investasikan ke cara generasi baru. Ubah cara dakwah politiknya, jauhi cara konvensional,” katanya.

    Emil juga menitipkan agar PPP berinvestasi pada individu terbaik jika ingin menjaga persaingan dikancah politik nasional.

    “PPP harus berinvestasi pada individu terbaik yang paham zaman sudah berubah dan yang paham perubahan itu untuk kemaslahatan umat,” tutur Ridwan Kamil.

    Ia juga berharap PPP menjadi agen dalam menjaga kondusivitas demokrasi tanah air. Sebab, kata dia, masalah utama bangsa Indonesia saat ini adalah mudah bertengkar.

    “Apa masalah Indonesia hari ini, adalah mudah bertengkar. Semua negara maju sudah selesai dengan pertengkarannya. Nah kita, kapan bisa ngomongin roket ke bulan. Maka
    tugas partai mendidik demokrasi kepada masyarakat. Kedua pelayanan publik, jangan baiknya lima tahun sekali. Ketiga, merebut kekuasaan, ini yang paling ramai. Mudah-mudahan tiga fungsi partai seimbang,” jelasnya.

    BACA JUGA: Ridwan Kamil Berikan Bantuan Rp 100 Juta untuk Gereja di Yoboi Jayapura

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img