spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    Disparbud Jabar Siapkan Strategi Hadapi Relaksasi Tempat Wisata

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar susun strategi menghadapi relaksasi pembukaan tempat wisata setelah pelonggaran aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPKM).

    Kepala Disparbud Dedi Taufik mengatakan, pemerintah pusat memperpanjang PPKM hingga 23 Agustus nanti, namun aturan PPKM kali ini berbeda dengan sebelumnya, yaitu sejumlah relaksasi untuk kegiatan ekonomi, termasuk bagi industri pariwisata, contohnya cafe dan restoran sudah boleh membuka layanan dine in dengan sejumlah aturan yang ketat.

    “Namun relaksasi relaksasi untuk beberapa sektor ekonomi menjadi sinyalemen positif bahwa penanganan pandemi sudah di jalur yang baik,” kata Dedi, Jumat (20/8/2021).

    Dedi menjelaskan, salah satu fokus yang harus dilakukan adalah, ketika relaksasi untuk industri pariwisata dibuka sepenuhnya, para pelakunya sudah siap.

    “Strategi ini sudah disusun dan berjalan. Apalagi ini sudah memasuki adaptasi era wajib vaksinasi juga kan,” kata Dedi.

    Menurut dia, ada lima pilar pemulihan pariwisata di Jawa Barat yang masuk dalam strategi. Yakni memperkuat nilai budaya bersih sehat dan aman; Dari sisi kelembagaan, membentuk SDM yang tidak rentan dengan krisis sekaligus menjalin kemitraan berbasis komunitas; peningkatan infrastruktu destinasi wisata termasuk tata kelola dan manajemen kepariwisataannya; peningkatan daya saing dan ekosistem industri; hingga penguatan pemasaran.

    “Ada empat pendorong yang bisa membangkitkan pariwisata saat pandemi Covid-19. Yang pertama adalah peran pemerintah dalam hal peningkatan testing, vaksinasi, stimulus, bantuan sosial hingga kebijakan perjalanan antar negara,” kata dia.

    BACA JUGA: Disparbud Jabar Terbuka untuk Kolaborasi Tangani Pandemi

    Faktor lainnya adalah pemanfaatan teknologi, ketiga adalah mengoptimalkan potensi lokal. Terakhir adalah memulihkan dan menjaga kepercayaan pasar dengan peningkatan kapasitas SDM, promosi untuk dalam negeri dan luar negeri, memperbaiki tata kelola dan vaksinasi para pegawai.

    Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tersebut diharapkan bisa memperbaiki industri pariwisata yang terdampak luar biasa tahun 2020 lalu. Saat itu, sedikitnya ada 2.768 usaha pariwisata dari mulai hotel, restoran, destinasi, ekonomi kreatif dan biro perjalanan yang terdampak.

    “Tahun ini, seiring dengan percepatan vaksinasi dan hasil evaluasi, sudah ada 20.413 karyawan dari 336 perusahaan yang bergerak di industri pariwisata yang mendapat vaksinasi Covid-19. Angka ini akan kami tingkatkan, sesuai dengan arahan pak Gubernur (Ridwan Kamil),” katnya.

    “Sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability) dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) sudah didapatkan oleh sekitar 798 perusahaan atau pengelola industri pariwisata. Jumlah ini diharapkan terus bertambah,” kata dia menambahkan.

    (Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img