spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Kelompok Gapura Ciamis Sukses Olah Koran Bekas Jadi Kerajinan

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Kelompok Galuh Peduli Rasa (Gapura) Kabupaten Ciamis berdayakan kelompok ibu rumah tangga untuk membuat kerajinan komersil, dari olahan bahan baku koran bekas.

    Kelompok Gapura yang berada di Dusun Cidewa, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, kabupaten Ciamis, Jabar ini telah menghasilkan berbagai produk kerajinan dari koran bekas.

    Penjualan kerajinannya juga tidak hanya di daerah saja namun sudah luar Jawa bahkan Bali. Kemudian, penghasilanya juga mencapai ratusan sampai jutaan rupiah setiap bulannya.

    Ketua Kelompok Gapura Ciamis Haqibul Mujib mengatakan, dalam mengelola limbah koran bekas menjadi suatu kerajinan dan karya seni ini dimulai sejak tahun 2016 silam.

    BACA JUGA: Petani Mentimun di Ciamis Minim Perhatian Pemerintah

    Mujib menjelaskan, saat itu belum memberdayakan ibu-ibu rumah tangga. Karena masih dalam tahap pembinaan saja.

    “Setelah dibina dan diberikan pemahaman tentang pengolahan limbah kertas koran. Kemudian tahun 2019, ibu-ibu yang saya bina telah bisa membuat suatu produk kerajinan berupa vas bunga, keranjang dan lain-lain,” katanya, Senin (15/2/2021).

    Mujib mengungkapkan, ada sebanyak 20 ibu rumah tangga yang pihaknya bina sampai saat ini. Namun dari 20 orang tersebut, hanya 12 orang yang aktif dan tekun menjalani olah limbah kertas koran ini.

    “Jadi meskipun ada 12 orang, namun hasil karyanya beda-beda tidak sama. Supaya tidak kebanyakan barangnya, dan yang dikerjakan itu sesuai pesanan ke konsumen,” katanya.

    Mujib menjelaskan, pihaknya sengaja memberdayakan ibu-ibu, sebagai upaya untuk memberikan penghasilan lebih untuk keluarganya. Kebanyakan, ibu-ibu yang dibina olehnya itu adalah tetangga dekat rumahnya.

    “Setiap harinya ibu-ibu yang mengolah limbah koran ini jadi kerajinan bisa mendaptkan uang sebesar Rp. 25 ribu sampai Rp. 60 ribu per hari,” katanya.

    Menurutnya, pekerjaan dalam mengolah limbah kertas koran menjadi kerajinan ini tidak membutuhkan waktu lama. Jadi, ibu-ibu ini masih bisa kerja sebagai ibu rumah tangga.

    “Kalau produksi, bahan-bahannya dibawa oleh ibu-ibu ke rumahnya. Setelah selsai baru saya bawa, untuk di jual kepada konsumen,” katanya.

    Mujib menambahkan, dalam memasarkan hasil karyanya. Pihaknya mempromisikan diberbagai media sosial dan market place untuk mengikat konsumen.

    “Alhamdulilah, setiap bulannya ada aja yang beli. Baik dari market place, facebook dan media sosial lainya,” katanya.

    Mujib berharap, pemerintah dapat memfasilitasinya dengan bentuk kerjasama untuk mempromosikan hasil karyanya baik dengan intansi maupun pihak lain yang mempunyai wadah untuk menjajakan hasil karya umkm.

    “Kami harap ada wadah promosi bagi hasil karya UMKM, supaya kami bisa lebih berkembang lagi,” kata dia.

    (Riza M Irfansyah/Anthika Asamra)

    Berita Terbaru

    spot_img