spot_img
Kamis 28 Maret 2024
spot_img
More

    Ini Penyebab Harga Daging Sapi Naik di Kota Bandung

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, kenaikan harga daging sapi di pasaran akibat adanya kenaikan harga daging sapi di salah satu negara pengekspor daging sapi ke Indonesia, yaitu Australia. 

    Selain itu, kondisi pandemi dan cuaca yang buruk juga menjadi salah satu dampak dari kenaikan harga yang terus meroket.

    “Karena pandemi karena banyak negara seperti China banyak memborong. Mereka membeli dengan harga yang cukup tinggi. cuaca juga mempengaruhi produksi,” ucap Gin Gin di Kota Bandung Jabar Senin (25/1/2021).

    Menurutnya, saat normal harga jual dagng sapi yakni Rp110 ribu-120 ribu per Kg. Tetapi kini menjadi Rp130 ribu-134 ribu per kg.

    BACA JUGA: Harga Daging Ayam di Kota Bandung Tembus Rp40 Ribu

    “Sudah di atas Rp120 ribu dan tergantung jenis dan kualitas. Kita punya harga eceran tertinggi dari Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) yaitu Rp120 ribu Sekarang sudah sangat melebihi,” kata dia.

    Meski begitu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan para pengusaha untuk
    mengantisipasi kenaikan harga agar tidak semakin meroket dan kelangkaan daging sapi di Kota Bandung.

    “Kalau naik terus dan diperlukan operasi pasar, kita akan coba koordinasi dengan Bulog dan Pemerintah Provinsi untuk menyediakan daging beku. Itu bisa menjadi alternatif,” katanya.

    Selain itu, kenaikan harga daging sapi berpengaruh pada kegiatan Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemerintah Kota (pemkot) Bandung, yakni di RPH Cirangrang dan RPH Arjuna.

    Menurutnya, dalam kondisi normal RPH milik Pemkot Bandung rata-rata menyembelih sebanyak 45 ekor sapi per harinya. Namun sejak terjadi kenaikan harga, kini berkurang menjadi 32 ekor sapi per hari.

    “Untuk di Kota Bandung normalnya 45 ekor dan itu bisa memenuhi kebutuhan daging di Kota Bandung, kadang-kadang 50 ekor. Tapi sejak kenaikan sekarang jadi sekitar 32 ekor,” kata Gin Gin.

    Lebih lanjut Gingin mengatakan, berkurangnya pemotongan daging sapi bukan disebabkan karena kelangkaan hewan, tetapi dengan kondisi harga yang tinggi.

    Para pengusaha pun khawatir akan berkurangnya pembeli sehingga daging segar yang sudah dipotong akan menumpuk dan tidak terjual.

    “Sehingga sekarang pengusaha enggan untuk memotong lebih banyak. Khawatir tidak terjual dengan harga yang mahal. Tetapi untuk ketersediaan sapi masih tersedia,” kata dia.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img