spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    Penginjak Batu di Situs Ciungwanara Dilaporkan ke Kemendikbud

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis menindaklanjuti penginjak batu lambang peribatan yang berada di Situs Ciungwanara Bojong Galuh, Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jabar. Pihak dewan pun berkirim surat kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia melalui Dirjen Dikti karena pelaku merupakan dosen.

    Ketua DPRD Kabupaten Ciamis Nanang Permana mengatakan, pihaknya mengakju prihatin dengan viralnya foto pengunjung yang menginjak batu lambang peribatan di situs Ciangwanara. Pihaknya akan melayangkan surat kepada pimpinan dimana pelaku sebagai dosen bekerja dan mengaku sebagai peneliti saat berkunjung ke lokasi situs Ciaungwanara.

    “Setidaknya institusi dimana dia bekerja sebagai dosen mengambil tindakan administratif kepada pelaku,” kata Nanang, Sabtu (17/10/2020).

    Tindakan yang diambil pihaknya, lanjut Nanang, dilakukan sebagai upaya memberikan efek jera kepada pelaku penginjak batu lambang peribatan di situs Ciungwanara tersebut.

    BACA JUGA: Komunitas Ciamis Galang Dana dan Sosialisasi Prokes

    “Surat yang kami layangkan ke Kemendikbud melalui Dirjen Dikti untuk memberikan efek jera kepada pelaku agar tidak berbuat seperti itu lagi. Juga agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” kata dia.

    Nanang mengatakan, pihaknya tidak bisa melakukan intervensi terhadap proses yang sedang dilakukan pihak kepolisian. Seperti diketahui, kejadian di situs Ciungwanara tersebut sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian.

    “Untuk yuridis hukumnya telah dilaporkan Dewan Kebudayaan Ciamis (DKC) ke kepolisian,” kata Nanang.

    FOKUSJabar.id Ciamis
    Batu Lambang Peribatan di Situs Ciungwanara (FOTO: Husen).

    Galuh yang sejak dahulu merupakan kerajaan dan mencintai perdamaian, Nanang mengimbau seluruh masyarakat Ciamis untuk tenang dan menyerahkan permasalahan kepada aparat hukum.

    “Dari jaman kerajaan Galuh berdiri, rakyatnya tenang, tidak senang dengan pertengkaran dan  mencintai perdamaian. Sehingga dengan adanya permasalahan ini, harus disikapi dengan tenang,” kata dia.

    (Husen Maharaja/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img