CIAMIS, FOKUSJabar.Co.Id: Situs Jambansari Ciamis adalah pemakaman sejumlah tokoh bersejarah di Kabupaten Ciamis. Makam Jambansari ini banyak dikunjungi para peziarah, baik dalam daerah maupun dari luar daerah.
Pada Rabu (5/8/2020) kemarin, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya telah meletakan batu pertama revitalisasi Situs Jambansari. Ini sebagai pertanda akan ada perubahan besar dari sisi infrastruktur pemakaman para pendahulu Tatar Galuh tersebut.
BACA JUGA: Perwakilan Kerajaan Galuh Tawasulan di Situs Jambansari
Bagi para peziarah itu adalah kabar yang menggembirakan. Salah seorang pegiat ziarah Bikers Jarohan yang juga Kabid Kebudayaan GP Ansor Ciamis Heri Heriyana acungkan jempol kepada Herdiat.
“Ini pertanda Bupati Ciamis menghormati para pendahulunya di Ciamis. Dia tidak melupakan jejak pendahulunya. Sebab memang moal aya ayeuna lamun eweuh bareto. Saya apresiasi revitalisasi Situs Jambansari,” kata Heri Heriyana Kamis (6/8/2020).
Kelompok ziarah dari Ciamis tidak sedikit. Mereka menelusuri jejak leluhur, dan melakukan aktifitas dzikir dan berdoa di makam keramat atau situs leluhur. Baik makam dari silsilah raja, waliyullah, atau orang salih.
Menurut Heri, revitalisasi Situs Jambansari tidak sekadar untuk membuktikan Kerjaan Galuh pernah ada, tetapi sebagai penghormatan kepada leluhur Ciamis yang sudah meninggal.
Heri berharap perbaikan situs-situs lainnya juga dilakukan, walaupun dalam skala kecil. Bagaimanapun situs atau tempat keramat itu tidak lepas dari silsilah kegaluhan. Dan dari situs itu ada cerita atau legenda yang menguatkan identitas dan jati diri sebuah daerah.
Bikers Jaroh sendiri, memiliki agenda berkala berziarah dengan menggunakan motor ke beberapa situs atau tempat yang dikeramatkan yang di situ ada makam leluhur baik keturunan raja, waliyullah atau orang yang soleh.
“Belum lama kami berziarah ke situs Gunung Sari Imbanagara, di sana ada makam Syeh Abdul Wajah, menantu Syeh Abdul Muhyi. Dia seorang yang soleh seorang kyai yang pernah menjadi penasehat Bupati Adipati Galuh. Dia merupakan penerus dari penyebaran Satariyyah di Ciamis,” kata Heri.
Situs-situs yang ada di Ciamis termasuk Situs Jambansari, merupakan aset wisata Ciamis yang memadukan tiga unsur, pelesir, mikir, dan dzikir. Infrastrukturnya harus dibenahi karena berfungsi sebaga tempat pelesir atau wisata. Unusr mikir samadengan edukasi, sebagai makam pendahulu, maka berfungsi sebaga wahana edukasi. Unsur dizkir, makam di situs tersebut akan banyak dikunjungi para peziarah yang melakukan dzikir dan berdoa di sana.
Contoh dari sisi edukasi, para pengunjung akan diajak untuk belajar atua menggali sejarah Situs Jambansari, lalu siapa saja tokoh yang dimakamkan di Situs Jambansari. Karena makam Jambansari bukan makam biasa. Begitu juga situs-situs yang lain.
Wisata Religi dan Hukum Ziarah Kubur
Nabi SAW memang pernah mengharamkan ziarah kubur pada saat permulaan Islam. Itu karena pada saat itu keimanan ummat Islam belum mantap. Tetapi setelah dibina oleh Nabi dan keimanan ummat Islam sudahh dianggap kuat, Nabi SAW pun memerintahkan berziarah kubur ke makam ibu sahabat-sahabatnya.
Ini dijelaskan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Arrisalah KH. Asep Saeful Millah. Dibukanya wisata religi dengan membolehkan peziarah datang ke makam-makam leluhur di Ciamis, tidaklah dilarang dan tidak haram menurut Islam.
Berziarah kubur sudah dianjurkan oleh Nabi SAW, asalkan dengan tuntutan dan tatacara yang benar. Tujuan berziarahnya juga tidak untuk meminta kepada orang yang meninggal di dalam kubur.
Nabi Muhammad SAW, pernah berziarah ke sebuah pemakaman. Di pemakaman tersebut bagind Nabi SAW memberi salam, “‘Assalamualaikum ya ahlal-kubur, yaghfirullahu lana wa lakum antum salafuna wa nahnu bil-atsar”.
Pada saat itu sahabat bertanya kepada Muhammad, “Kenapa engkau memberi salam kepada yang sudah mati ya Rasulullah?”. Rasulullah berkata, “Sesungguhnya mereka yang ada di dalam kubur pendengarannya lebih tajam dari kita yang masih hidup, tetapi mereka tidak bisa menjawab,”.
Dari kisah ini kata KH Asep Saeful Millah, menjadi petunjuk dan dasar bahwa Nabi SAW sendiri melakukan ziarah kubur. Beliau membuka salam terlebih dahulu kepada ahli kubur. Dalam sebuah hadist Nabi menganjurkan berziarah kubur.
Kiayi Asep mengingatkan agar tujuan berziarah harus lurus dan tidak boleh tergelincir. Diantaranya bertujuan mengingat mati (tudzakkirul mauta), kemudian mengingat hari akhir (tudzakkirul akhirota) dan mengingat jasa-jasa yang sudah wafat semasa hidupnya (tudzakkirul mautaa).
Setelah memberikan salam, lalu mengingat kematian, dan jasa-jasa orang yang meninggal, haruslah memberi doa kepada ahli kubur. Seperti doa yang pernah Nabi Muhammad SAW pernah ajarkan.
Berikut Doa Ziarah Kubur yang penah dibaca Nabi SAW:
Alloohummaghfir lahum Warhamhum Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahum, Wa Akrim Nuzulahum, Wa Wassi’ Madkholahum, Waghsilhum Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron Khoiron Min Daarihim, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihim, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihim, Wa Adkhilhumul Jannata, Wa A’idhum Min ‘Adzaabil Qabri.
Artinya: Ya Allah, Ampunilah mereka (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah mereka dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburan mereka, mandikan mereka dengan air salju dan air es. Bersihkan mereka dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumah mereka (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarga mereka (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istri mereka (atau suaminya), dan masukkan mereka ke Surga, jagalah mereka dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)
“Jadi wisata religi, dan ziarah kubur tidak dilarang. Saya sebagai pimpinan pondok pesantren, mendukung program pemerintah dalam mengembangkan wisata religi yang banyak dikunjungi oleh peziarah, seperti Situ Panjalu misalnya,” kata Kiyai Asep. (Deni)*