BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengalami penurunan pendapatan hingga Rp30 milyar dari pajak sektor hiburan. Hal itu imbas ditutupnya tempat hiburan selama lima bulan terakhir.
“Kerugian untuk pajak hiburan hampir Rp30 milyar,” kata Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BPBD) Kota Bandung Arief Prasetya di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).
Industri hiburan di Kota Bandung tersebut mencakup tempat hiburan malam, pertunjukan bioskop, konser musik, wahana permainan anak hingga olahraga. Sehingga, Pemkot Bandung tidak menargetkan pendapatan dari sektor hiburan dalam lima bulan terakhir. Target dari pajak hiburan hanya nol rupiah akibat pandemi virus corona.
“Situasi ini membuat kita memasang target nol rupiah karena sektor usaha tutup. Kalau target satu tahun di tahun sebelumnya Rp65 milyar, kini menjadi Rp25 milyar sehingga ada perubahan target,” kata Arief.
BACA JUGA: Tempat Hiburan Malam Di Kota Bandung Direlaksasi?
Arief mengatakan, pajak sektor hiburan menjadi salah satu penyumbang terhadap total pendapatan pajak secara keseluruhan. Penyumbang tertinggi berasal dari pajak bumi dan bangunan.
“Lalu dari BPHTHB juga selain pajak dari PBB. Untuk capaian tahun 2019 sekitar 88 persen sekitar Rp500 milyar sampai Rp600 milyar. BPHTHB sebelum pandemi itu bagus, meski sekarang juga masih cukup bagus,” ujar dia.
Lebih lanjut Arief mengatakan, target penerimaan pajak 2020 dari sembilan mata pajak terjadi perubahan dari Rp2,7 trilyun menjadi Rp2,25 trilyun. Hal ini sebagai imbas dari sejumlah sektor yang mengalami penurunan.
“Dalam beberapa bulan ini, target penerimaan pajak dibeberapa sektor menurun. Tetapi di sektor hotel, resto dan parkir mulai menunjukkan peningkatan. Kalau kita, menyebutnya relaksasi dan bisa mengubah target penerimaan,” kata Arief.
(Yusuf Mugni/Ageng)
