spot_img
Jumat 17 Mei 2024
spot_img
More

    Lazarus Chakwera Jadi Presiden Malawi, Comeback Partai Pendiri

    LILONGWE, FOKUSJabar.id: Republik Malawi memiliki presiden baru. Dia adalah Lazarus Chakwera.

    Lazarus Chakwera dilantik untuk masa jabatan lima tahun pada Minggu (28/6/2020) waktu setempat. Pelantikan digelar hanya beberapa jam setelah mantan pemimpin Peter Mutharika digulingkan dalam pemilihan ulang.

    Lazarus Chakwera (65) memenangkan 58,57 persen suara dalam sebuah jejak pendapat pada hari Selasa lalu. Pelantikan pria kelahiran 5 April 1955 ini menjadi sebuah ‘comeback’ dramatis dari hasil pemilihan awal pada Mei 2019 yang dibatalkan pengadilan.

    Pemungutan suara ulang dianggap para analis sebagai ujian atas kemampuan pengadilan Afrika mengatasi kecurangan surat suara dan menahan kekuasaan presiden.

    “Berdiri di hadapan Anda sebagai presiden hari ini adalah suatu kehormatan. Suatu kehormatan yang dipenuhi dengan kegembiraan yang tak terkatakan dan rasa terima kasih yang luar biasa,” ujar Lazarus Chakwera pada pidato perdananya seperti dilansir Reuters.

    BACA JUGA: Dikecam, Trump Cepat-cepat Hapus Cuitan Video Rasis 

    “Dengan bantuan Anda, kami akan mengembalikan keyakinan generasi baru pada kemungkinan memiliki pemerintahan yang berfungsi, bukan pemerintahan yang memerintah,” tegasnya.

    Lazarus Chakwera sendiri merupakan anggota dari partai pendiri negara Malawi, Partai Kongres Malawi (Malawi Congress Party, MCP). Kemenangan Chakwera membawa MCP kembali ke kekuasaan setelah 26 tahun sebagai oposisi.

    Sebelumnya, pengadilan membatalkan hasil pemilihan umum 2019 untuk kemenangan Peter Mutharika dan mengantarkannya menjadi Presiden Malawi untuk periode kedua. Namun pengadilan memerintahkan pemilihan ulang dengan alasan ketidakberesan.

    Kemenangan Mutharika yang disengketakan pun telah memicu berbulan-bulan demonstrasi anti-pemerintah yang menjadi pemandangan langka di Malawi.

    Terkait kemenangan Chakwera, pada Sabtu (27/6/2020), Mutharika mengatakan jika telah terjadi penyimpangan pemungutan suara. Termasuk kekerasan dan intimidasi terhadap pengawas pemilihan partainya. Namun pengaduannya ditolak komisi pemilihan.

    Para kritikus pun menuduh Mutharika tidak berbuat banyak untuk mengatasi korupsi. “Mengekang korupsi sangat penting sekarang lebih dari sebelumnya,” ujar Lauryn Nyasulu, presiden Asosiasi Ekonomi Malawi.

    “Pemerintah perlu menutup semua celah dan menggunakan sumber daya apa pun yang tersedia dalam upaya untuk membangun kembali ekonomi dan menjaga kesejahteraan mereka yang telah sangat terpengaruh oleh pandemi Covid-19,” tegasnya.

    (ars)

    Berita Terbaru

    spot_img