spot_img
Selasa 23 April 2024
spot_img
More

    Olimpiade Tokyo Diundur, Asa Windy Cantika Tertunda

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Asa lifter muda asal Kabupaten Bandung, Windy Cantika Aisah untuk tampil di multieven olahraga tingkat dunia, Olimpiade, terpaksa harus tertunda. Pasalnya, gelaran Olimpiade edisi ke-32 yang rencananya akan digelar di Tokyo, Jepang, pada 24 Juli-9 Agustus 2020 ditunda hingga 2021 karena pandemi virus corona.

    Gelaran Olimpiade Tokyo akan jadi gelaran perdana bagi lifter yang baru genap berusia 18 tahun pada 11 Juni mendatang. Lifter yang lahir dari PPLP Jawa Barat ini merupakan peraih medali emas SEA Games 2019 di kelas 49 kg sekaligus pemegang rekor dunia remaja.

    Dikutip dari CNN Indonesia, Windy menyebut jika penundaan Olimpiade Tokyo bisa jadi jalan terbaik bagi semua pihak. Pasalnya, dirinya mengaku masih memerlukan latihan lebih keras dan merasa belum mendapatkan tiket untuk tampil di Olimpiade Tokyo.

    “Mau diundur atau enggak, setuju atau tidak, Allah sudah kasih yang terbaik. Saya hanya berusaha, ikhtiar dengan latihan. Ditunda atau tidak, siap tidak siap, sebagai atlet harus tetap siap,” ujar Windy.

    Perjuangan Windy Cantika untuk tampil di Olimpiade, diawali saat masih berusia 16 tahun. Kejuaraan perdana untuk meraih tiket Olimpiade yang diikutinya yakni Kejuaraan Asia Angkat Besi di Ningbo, China, April 2019 dan berhasil memecahkan rekor snatch 80 kg dan clean and jerk 97 kg dengan total 177 kg hingga menempati peringkat tujuh Asia.

    Lalu di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2019 di Suva, Fiji bulan Juni yang meraih medali perak. Kejuaraan Dunia Angkat Besi senior di Thailand menempati posisi sembilan.

    Kemudian Kejuaraan Junior di Korea Utara dan mendapatkan satu medali emas untuk angkatan snatch serta dua medali perak untuk angkatan clean and jerk dan angkatan total. Lalu pada ajang SEA Games 2019 di Filipina, Windy berhasil meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor semua angkatan (snatch 86 kg, clean and jerk 104 kg, total 190 kg).

    “Terakhir, Februari kemarin pada Kejuaraan Asia Angkat Besi Junior di Uzbekistan dan mendapat tiga emas sekaligus Best Lifter putri di Asia,” tambahnya.

    Dari berbagai rangkaian kejuaraan tersebut, Windy kemungkinan besar sudah menggondol tiket Olimpiade Tokyo. Menjadi Olimpiade perdana, Windy bersyukur meski harus terus meningkatkan kemampuannya.

    “Dari hasil kejuaraan di Uzbekistan itu, saya sudah di ranking tujuh dunia dan aturannya itu satu negara hanya boleh punya satu wakil di satu kelas. Untuk kelas saya, 49 kg, China punya tiga lifter di lima besar sehingga kalau dua China itu gugur, saya naik dua peringkat ke posisi kelima dan itu sebenarnya sudah aman. Tapi saya belum merasa lolos (ke Olimpiade Tokyo) karena masih bisa ke geser. Pasalnya, masih ada beberapa kejuaraan yang jadi kualifikasi Olimpiade yang batal karena virus corona. Perjalanan masih panjang,” paparnya.

    Pada Olimpiade pertama yang kemungkinan besar diikutinya. Windy sendiri tidak bisa menjanjikan prestasi. Dirinya mengaku masih harus mematangkan latihan dan banyak hal lain agar bisa mendapatkan hasil terbaik.

    “Saya harus lebih meningkatkan disiplin latihan, makan, istirahat, dan lebih nurut lagi sama pelatih. Apalagi tahun depan itu ada SEA Games dan kejuaraan lain. Jadi tidak pernah terpikir kalau Olimpiade Tokyo ini ditunda, tapi kalau ternyata tidak jadi digelar tahun ini ya mau bagaimana lagi? Ditunda atau tidak ditunda ini yang terbaik saja buat semua,” pungkasnya.

    (ars)

    Berita Terbaru

    spot_img