spot_img
Senin 6 Mei 2024
spot_img
More

    Kiprah Vishal Tulsian Membangun Bisnis Fintech Pertama di Indonesia

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : Tunaiku merupakan pionir Financial Technology (Fintech) pertama di Indonesia yang dihadirkan Amar Bank sejak tahun 2014 dan telah mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan jumlah penyaluran kredit hingga mencapai Rp 1 triliun serta jumlah install aplikasi mencapai 1 juta orang lebih dan jumlah nasabah yang mencapai lebih dari 200 ribu orang. Pertumbuhan siginifikan yang dicapai Tunaiku, tidak terlepas dari peran seorang Vishal Tulsian, Managing Director Amar Bank.

    Vishal menuturkan, pada tahun 2014 lalu, jenis perusahaan berbasis fintech belum begitu terlalu dikenal di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dengan kerja keras dan usahanya ditambah izin dan bantuan dari pemerintah Indonesia, Vishal berhasil membangun Tunaiku sebagai perusahaan fintech pertama di Tanah Air yang saat ini dikenal luas.

    Vishal sendiri datang ke Indonesia pada lima tahun silam atau sekitar tahun 2013, tepat saat momen Lebaran. Vishal lahir di India dan pernah tinggal di beberapa negara. Mulai dari di Eropa sekitar 9 tahun, lalu di Nigeria, Singapura, dan saat ini menetap di Indonesia bersama keluarganya.

    “Sebelum datang ke Indonesia, latar belakang pendidikan saya bervariasi di berbagai bidang termasuk finansial (keuangan), marketing, manejemen, dan teknologi. Di India, saya pernah bekerja di Standard and Poors dimana saya tahu lebih dalam soal kredit. Kemudian di Estonia, saya menjadi CEO perusahaan tisu dan berhasil memberikan profit setelah enam tahun mengalami kerugian,” ujar Vishal kepada wartawan, Jumat (14/6/2019).

    Tiba di Indonesia saat lebaran, Vishal melihat melihat peluang untuk mengembangkan fintech yang memiliki misi sosial di dalamnya. Saat Ramadhan dan lebaran, perusahaan layanan keuangan seperti fintech harus mampu memperhatikan kondisi yang ada. Saat Ramadhan atau Lebaran, menjadi saat dimana orang-orang banyak membutuhkan uang sehingga memberikan pinjaman menjadi prioritas pertama serta banyaknya orang yang mengirim uang baik ke kampung halaman atau ke teman dan keluarganya.

    “Saya pun mencoba mencari dimana atau dalam hal apa teknologi dapat memberikan dampak yang berarti. Karena menurut saya, teknologi dapat memberikan dua dampak yang salah satunya efisiensi dan menjadi tema utama yang terjadi di Dunia Barat. Ketika saya tinggal di Eropa, teknologi memberikan dampak berupa efisiensi yang membuat orang-orang melakukan pekerjaannya dengan lebih efisien,” kata Vishal.

    Selain efisiensi, Vishal mempercayai jika teknologi dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan seseorang. Bahkan dirinya yakni jika teknologi dapat memberikan dampak yang lebih besar di Indonesia dan bukan hanya soal efisiensi.

    “Ini karena saya melihat ada kesenjangan antara mereka yang memiliki uang dan mereka yang membutuhkan uang. Jadi, teknologi seharusnya dapat mengurangi kesenjangan yang ada, teknologi harus memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat. Karena itu, saya membuat produk untuk mereka yang belum atau kurang terlayani (unbankable) oleh layanan perbankan. Saya yakin teknologi keuangan ini akan berkembang dan akan diadopsi di Indonesia,” terangnya.

    Vishal mengaku, menjadi pionir bukan hal yang mudah dilakukan dan harus melalui berbagai proses yang panjang. Termasuk dalam mendirikan Tunaiku di Indonesia.

    Langkahnya mendirikan Tunaiku, dimulai dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga berhasil mendapatkan izin dari pemerintah untuk mendirikan platform Tunaiku sejak tahun 2014 sebagai produk pinjaman tanpa agunan Amar Bank. Pria lulusan master dari Harvard Business School ini menyebut jika ide membangun Tunaiku diadopsi dari beberapa perusahaan fintech di Eropa.

    “Saya membawa model bisnis ini ke Indonesia karena melihat infrastruktur pembayaran dan transaksi keuangan di Indonesia sudah bagus, namun masih ada kesenjangan dalam masalah kredit. Dengan populasi masyarakat Indonesia yang mencapai 250 juta orang Indonesia, mungkin hanya sekitar 40 juta penduduk saja yang terlayani atau punya akses ke perbankan. Dari situlah muncul pemikiran untuk menciptakan pasar melalui teknologi sehingga membuat mereka yang unbankable menjadi lebih mudah mengakses layanan keuangan melalui teknologi. Saya punya keyakinan jika teknologi harus memberikan dampak pada kehidupan manusia menjadi awal mula saya bangun bisnis sekaligus memberikan dampak positif kepada kehidupan masyarakat,” paparnya.

    Pada awal Tunaiku beroperasi, sebagian besar dana pinjaman yang berhasil disalurkan digunakan penerima pinjaman untuk membiayai kebutuhan sehari-hari yang mendesak. Salah satunya untuk pengobatan ke rumah sakit. Namun saat ini, dana pinjaman Tunaiku sudah lebih banyak digunakan untuk merenovasi rumah, modal usaha mikro, hingga pendidikan.

    Pertumbuhan teknologi keuangan dari Amar Bank ini pun turut berperan pada pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang mencapai 12,45 persen di tahun 2018. Dari sisi rasio net pinjaman bermasalah (NPL) pada 2018 mencapai -0.61 persen. Saat ini, layanan Tunaiku tersedia di 16 kota besar dengan nilai pinjaman yang ditawarkan berkisar mulai dari Rp2 juta sampai Rp20 juta dengan tenor pinjaman 6 sampai 20 bulan.

    “Pertumbuhan ini memperlihatkan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap produk perbankan yang menyediakan layanan kredit serta layanan perbankan lainnya. Amar Bank sebagai bank modern yang berada pada era digital, menghadirkan teknologi untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah terhadap pelayanan kredit yang cepat dan masif melalui produk unggulannya, Tunaiku,” tambahnya.

    Dengan pencapaian yang cukup tinggi, Vishal mengaku optimis melihat geliat pertumbuhan perekonomian di Indonesia akan semakin baik di tahun 2019. Amar Bank dipastikan menjadi bagian dari pertumbuhan ini, terutama dengan berkembangnya Tunaiku sehingga akses layanan keuangan akan menjadi semakin luas dan dapat memacu percepatan inklusi keuangan di Indonesia.

    Terkait strategi di tahun 2019, Vishal berharap Tunaiku dapat menjangkau segmen yang lebih luas, lebih banyak masyarakat, meningkatkan maksimum jumlah pinjaman, hingga menjangkau lebih banyak pengusaha bisnis mikro (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Saat ini, Tunaiku sedang mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan pelaku usaha kecil dan mikro.

    “Kami berencana meluncurkan fitur spesial untuk pelaku UMKM. Fitur tersebut tentunya untuk membantu sesuai kebutuhan mereka. Untuk timeline, karena ini terkait dengan regulasi, kami tidak akan mengumumkan sebelum mendapat persetujuan dari regulator tapi kami sudah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan tersebut dan akan secepatnya meluncurkan fitur spesial ini,” tegas Vishal.

    Berdasarkan sebuah studi Mckinsey, lanjutnya, ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh lima kali lipat di lima tahun mendatang. Generasi muda Indonesia diprediksi akan lebih banyak terjun menjadi wirausaha dan penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi akan sangat dibutuhkan untuk membantu permodalan.

    “Tunaiku sebagai bagian dari Amar Bank memiliki visi untuk membawa senyum bagi 200 juta wajah pada tahun 2025. Kami berharap kehadiran Tunaiku sebagai pionir fintech di Indonesia dapat terus memberikan nilai positif bagi masyarakat yang sudah merasakan manfaat langsung dari layanan Tunaiku. Dan kami akan terus berupaya meningkatkan layanan sekaligus memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

    (ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img