spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Pola Kampanye Anti Perundungan di Indonesia Masih Keliru

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji mengungkapkan, pola kampanye anti perundungan atau anti bullying di Indonesia merupakan suatu gerakan yang keliru. Menurutnya, kecenderungan yang kuat menindas yang lemah telah mengakar di dunia.

    “Kalau kita melihat polanya negara-negara barat, kampanye anti perundungan itu polanya dengan memunculkan komik-komik atau cerita-cerita superhero. Itu adalah bagian dari pendidikan anti perundungan. Bukan artinya dilarang untuk jangan melakukan perundungan, tapi justru menimbulkan sikap heroisme,” ucap Indra, Kamis (11/4/2019).

    Dengan kampanye seperti itu, kata Indra, sifat-sifat heroisme pada anak akan tumbuh dan akan melindungi dan membela yang lemah. Sebab, perundungan tidak akan bisa hilang di dunia ini.

    “Jadi jangan sampai masyarakat punya ilusi namanya perundungan itu bisa hilang dari dunia. Selama ada perbedaan antara si kuat dan si lemah, yang namanya perundungan itu akan selalu ada, dimanapun,” ujarnya.

    Indra mengatakan, metode perundungan di Indonesia masih di bawah negara barat. Kebanyakan kasus di Indonesia, perundungan dilakukan secara fisik. Sedangkan di negara barat, perundungan telah dilakukan secara digital atau yang sering disebut cyberbully.

    “Artinya yang harus kita siapkan bukan untuk menghindari atau melarang adanya perundungan, karena itu adalah karakter dasar manusia. Tinggal sekarang bagaimana kita menghadapinya. Salah satunya menumbuhkan sifat-sifat heroisme dari setiap anak. Artinya siapapun bisa berbuat sesuatu untuk melindungi atau menolong yang lemah,” tandasnya.

    Berita Terbaru

    spot_img