YOGYAKARTA, FOKUSJabar.id: Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) tidak banyak terpengaruh aneka rumors yang menyatakan bahwa kondisi Capres no 02 Prabowo Subianto dalam keadaan sakit.
Titiek yang lama mendampingi Prabowo itu tahu sejak muda pun Prabowo sangat jarang sakit.
Pernyataan soal keyakinan Titiek akan baiknya kondisi Prabowo itu disampaikan staf pribadi, Rahmad Widiyanto dalam pembicaraan telepon dengan wartawan, Jumat 5 April malam.
Menurut Rahmad, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya itu (Titiek) sama sekali tidak terlihat gundah dengan berbagai rumor tentang kondisi Capres 02.
“Ibu (Titiek) mengenal Pak Prabowo sejak muda jarang sakit. Jadi respon ibu biasa saja,” kata Rahmad melalui rilis.
Sebagai pribadi yang lama menjadi prajurit, Titiek mengetahui bahwa Prabowo terbiasa menjaga kesehatannya dengan berolahraga secara teratur.
“Kebiasaan itu tentu tak sepenuhnya hilang,” kata Rahmad yang juga Caleg DPR-RI Dapil DIY itu.
Ditanya soal kemungkinan hadirnya Mbak Titiek dalam acara Kampanye Akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Minggu 7 April besok, Rahmad menyebut bahwa kemungkinan besar Titiek akan hadir.
“Ini sedang siap-siap berangkat menuju Jakarta,” kata dia.
Pada Jumat 5 April Mbak Titiek hadir dalam kampanye di lapangan Demang Wonopawiro, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, DIY. Kampanye yang menghadirkan calon wakil presiden Sandiaga Uno itu dihadiri ribuan warga dari berbagai pelosok Yogyakarta.
Hujan yang mengguyur lapangan tak menyurutkan massa untuk mendengarkan orasi Sandiaga Uno, Mbak Titiek, Hanafi Rais, Roy Suryo, Ketua DPD Partai Demokrat DIY Heri Sebayang dan Wakil Bupati Kabupaten Gunungkidul Immawan Wahyudi.
Sementara dalam orasinya Mbak Titiek kembali berpesan agar warga masyarakat berani memilih pemimpin yang pas dengan hati nurani.
“Pilihlah yang paling pas dengan hati nurani Bapak Ibu semua,” kata Titiek.
Titiek juga meyakini, sambutan meriah dari rakyat pada setiap kampanye pasangan Prabowo-Sandi mencerminkan bahwa rakyat sudah sangat rindu dengan pemimpin amanah dan kapabel.
Rindu akan pemimpin yang punya kemampuan melakukan perbaikan bagi Indonesia ke depan, yakni yang bisa membangun bangsa, segera mengentaskan kemiskinan dan memerangi kebodohan agar Indonesia bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
(LIN)
