spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    Festival BALAREA Diharapkan Bisa Dorong UKM Siap Bersaing di Era 4.0

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : Festival UKM BALAREA menjadi salah satu wadah bagi para UKM untuk terus mengembangkan usahanya dalam menghadapi era 4.0. Karena itu, JNE sebagai perusahaan logistik terbesar di Indonesia terus mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pelaku industri kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitasnya.

    Deputy Director e-Commerce & Partnership JNE, Mayland Hendar Prasetyo mengatakan, saat ini industri kreatif diproyeksikan sebagai penopang utama ekspor Indonesia di tengah pesatnya perkembangan ekonomi dunia digital. Hal itu pun mendorong berkembang dan tumbuhnya industri logistik di tanah air, termasuk JNE.

    “Untuk itulah kita fasilitasi para pelaku industri kreatif ini dalam sebuah wadah Festival BALAREA sehingga mereke bisa terus berkembang dan mampu menciptakan peluang usaha di era 4.0 ini. Festival ini hanya salah satu dari berbagaii program kita untuk mendukung UKM ini,” ujar Mayland saat sesi jumpa pers di Moxy Hotel, Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung, Kamis (4/4/2019).

    Mayland menambahkan, salah satu kendala yang dihadapi pada UKM dengan pesatnya perkembangan ekonomi digital saat ini yakni masalah kepercayaan masyarakat. Terkadang konsumen atau buyers di Indonesia masih belum 100 persen percaya terhadap sistem penjualan secara online atau e-commerce.

    “Para buyers ini sangsi akan kualitas barang yang dijual secara online. Mereka takut, barang yang mereka terima tidak sesuai dengan gambar yang ditampilkan di aplikasi. Selain itu, permasalahan packaging yang bisa mengurangi kualitas dari barang yang dikirim,” terangnya.

    Untuk itu, JNE sudah melakukan berbagai edukasi bagi pelaku UKM terkait kendala-kendala yang dihadapi. Mulai dari kualitas barang yang ditampilkan sampai permasalahan packaging yang baik.

    “Bahkan di tahun 2010, JNE menghadirkan layanan COD atau Cash On Delivery untuk meminimalisasi ketidakpercayaan konsumen itu. Jadi mereka lakukan pembayaran saat barang yang diterima sudah sesuai dengan pemesanan. Namun sebagai perusahaan, kita pun tidak bisa melakukan itu secara terus menerus dan menyiapkan berbagai program lainnya,” tuturnya.

    Hal lain yang dilakukan yang dengan menggandeng corporate e-commerce atau marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, dan marketplace lainnya. JNE bersama dengan salah satu marketplace, menggelar sebuah program dengan memilih sekitar 10 UKM yang akan dibimbing, dibina, dan dilatih agar masuk dalam level nasional hingga internasional.

    “Tapi semua kuncinya ada dii user atau buyers. Pasalnya, selama ini, barang yang dijual di online itu hanya sekitar 7 sampai 10 persen merupakan produk sendiri dan 90 persen lebih merupakan produk luar negeri. Karena itu, kita berikan kemudahan dan fasilitas pula bagi user, tidak hanya pelaku UKM-nya. Salah satunya dengan memberikan poin reward yang bisa digunakan, jika para buyers berbelanja di online dan pilih JNE sebagai jasa pengirimannya,” paparnya.

    Hal senada diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jabar, Jodi Janitra yang terus melakukan upgrading terhadap para anggota melalui berbagai pelatihan. Termasuk dalam menyikapi perkembangan teknologi di era 4.0.

    “Anggota kami berasal dari berbagai macan jenis usaha yang sebagian besar merupakan industri kreatif. Karena itu, kita ters berikan pelatihan-pelatihn terkait berbagai hal yang sedang update saat ini. Mau gak mau, di era 4.0 ini, teknilogi itu harus kita pelajari dan manfaatkan dengan maksimal,” ujar Jodi.

    Enterpreuneur fesyen, Dhatu Rembulan menambahkan, sebagai seorang penjual, tidak hanya harus pintar dari sisi berjualan saja. Seorang pelaku UKM pun harus mengetahui dan pintar membaca keinginan pasar atau konsumen.

    “Karena itu, pelaku UKM harus punya database terkait konsumennya, termasuk interest-nya itu dengan produk apa. Harus sudah mulai cari segmen yang spesifik. Dan dengan kemajuan teknologi di era 4.0 ini, harus benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal. Memang btuh effort untuk mengedukasi masyarakat, tapi kita sebagai pelaku pun harus punya andil untuk itu,” tegas Dhatu.

    (ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img