spot_img
Senin 6 Mei 2024
spot_img
More

    Industri Kreatif Bisa Jadi Penopang Ekonomi Global

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pertumbuhan ekonomi kreatif yang didukung perkembangan teknologi informasi menjadi berkah tersendiri bagi perusahaan jasa ekspedisi logistik, salah satunya PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Secara khusus, salah satu perusahaan logistik terbesar di Indonesia ini terus berupaya mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif.

    VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi menuturkan, industri kreatif diproyeksikan akan menjadi penopang utama ekonomi global dan ekspor Indonesia pada masa mendatang di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital. Pada saat yang sama, industri logistik pun ikut tumbuh positif karena pemindahan barang dari produsen ke konsumen membutuhkan logistik yang efisien dan tepat waktu.

    “Pada saat ini, JNE sendiri memungkinkan untuk melayani pengiriman barang hingga ke pelosok Indonesia. Bisnis e-commerce yang memasarkan rata-rata bidang ekonomi kreatif semakin mudah di akses. Dan kita terus mendukung pertumbuhan tersebut,” ujar Eri usai acara FGD JNE Kumpul Bareng Kawan Pers Nasional (JNE Keren) yang mengangkat tema ‘Bersaing Secara Global dengan Ekonomi Kreatif’, di Hotel Grand Mercure, Jalan Setibudi Kota Bandung, Kamis (31/5/2018) malam.

    Eri menambahkan, sektor industri kreatif akan terus tumbuh seiring dengan kemudahan teknologi informasi untuk memasarkannya hingga ke pasar global. Bahkan lebih dari setengah pengiriman yang dilakukan JNE berasal dari sektor e-commerce yang didalamnya terdapat produk-produk ekonomi kreatif.

    “Hanya saja yang harus kita soroti adalah produk yang dikirim itu hanya sekitar 7 sampai 9 persen yang merupakan produk luar negeri. Sebagian besar adalah p[roduk luar negeri. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kita semua, bagaimana produk lokal yang sebagian besar berasal dari industri ekonomi kreatif ini bisa terpasarkan dengan baik dan menembus pasar global dunia,” terangnya.

    Untuk itu, pihaknya terus menyiapkan daya dan upaya dalam mendukung perkembangan ekonomi kreatif ini yang sebagian besar pelakunya berasal dari sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dalam waktu dekat, sekitar bulan Agustus 2018, JNE pun akan bekerja sama dengan salah satu marketplace untuk memilih 10 UMKM yang akan mendapatkan pembinaan serta pelatihan sehingga bisa maju di level nasional hingga internasional.

    “Kuncinya adalah user. Selama ini, user kurang mengetahui bagaimana melihat peluang pasar digital untuk meningkatkan pemasaran produknya. Nanti kita akan seleksi produk industri kreatif untuk dikembangkan berkerjasama dengan beberapa market place yang nantinya akan diberi modal hingga Rp3 miliar,” tuturnya.

    Selain itu, pihaknya terus membangun basis data pelanggan melalui JNE Loyality Card (JLC). Melalui JLC, pihaknya bisa mengetahui kebiasaan pelanggan dalam mengirimkan barang sekaligus bagaimana melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

    “JLC ini memang cuma sebuah kartu, tapi bagi kami dan pelanggan kartu ini modal. Kami bisa tahu kebiasaan pelanggan dan pelanggan pun bisa mengetahui seperti apa barang yang dia kirimkan diperlakukan,” tegasnya.

    Kepala Subdirektorat Pengembangan Kota Kreatif Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Slamet Aji Pamungkas menambahkan, berdasarkan data pihaknya pada tahun 2016, tanda-tanda kekuatan ekonomi kreatif nasional mulai terlihat dengan memperlihatkan peningkatan ekspor sebesar 3,23 persen menjadi 20 miliar Dollar Amerika dibandingkan realisasi tahun 2015. Kedepan, ekspor produk ekonomi kreatif diharapkan bisa meningkat hingga 60 miliar Dollar Amerika jika ada dukungan kebijakan ekspor yang optimal serta kebijakan peningkatan ekspor ekonomi kreatif.

    “Saat ini, produk yang mampu berkembang baik pada industri kreatif di Indonesia adalah Fesyen, Kuliner dan Kriya. Khususnya di Bandung yang memiliki SDM yang unggul di sektor itu,” ujar Slamet.

    Meski demikian, pihaknya masih melihat adanya permasalahan dalam pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Diantaranya dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), pemasaran, riset dan edukasi, akses permodalan, infrastruktur, dan regulasi.

    “Hanya sebagian daerah saja yang memiliki akses baik untuk para pelaku industri kreatif ini. Saat ini, sudah saatnya industri kreatif di Indonesia dikembangkan, karena industri kreatif ini bisa menjadi sektor yang cukup besar bagi PDB Nasional. Amerika Serikat saja menganggap industri kreatif ini lebih banyak menyumbang pemasukan dari pada berjualan senjata,” pungkasnya.

    (ageng/bam’s)

    Berita Terbaru

    spot_img