spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    TGB: Rukun Iman dan Islam Jadi Pedoman Seorang Muslim

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan tausiah di hadapan jamaah Masjid Salman ITB, Bandung, Jawa Barat (Jabar), Jumat (16/3/2018).

    Dalam tausiahnya, Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia itu mengajak jamaah yang didominasi mahasiswa ITB itu bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu untuk membangun peradaban.

    Keberadaan TGB di Kota Kembang tak disia-siakan para mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan seputar dunia Islam. Hal ini tak lepas dari sosok TGB yang dikenal sebagai hafiz, juga seorang ahli tafsir hadits.

    Salah satu pertanyaan yang diberikan kepadanya ialah mengenai umat pertengahan. TGB menjawab bahwa umat pertengahan atau wasatiyah, merupakan sebuah moderasi Islam yang berada di tengah yang juga ada dalam tuntunan Nabi Muhammad SAW.

    Dalam menghadirkan moderasi Islam, setidaknya seorang muslim melakukan lima hal, mulai dari memahami realitas, memahami skala prioritas, mengerti sunnatullah, memilih manhaj taisir, dan memahami ajaran Islam secara utuh.

    “Datangnya Islam ke Indonesia itu tidak dengan membenturkan namun menyerap nilai-nilai yang sudah ada. Dalam lingkup pemerintahan, ajaran Islam juga memberikan panduan berupa norma, bermusyawarah, tegakan keadilan, dan tidak boleh bersikap zalim kepada siapapun,” kata TGB

    Dia mengatakan bahwa moderasi Islam mengedepankan kesamaan agenda keumatan yang menjadi perhatian bersama dan bukan mendebatkan satu hal yang akan menguras energi umat, misalnya mendebatkan batalnya wudhu menurut mazhab yang berbeda.

    “Jangan dihabiskan di situ energinya, perbedaan itu sudah lama karena ada landasan masing masing. Rasulullah memberikan contoh yang beragam karena umatnya tidak satu, tapi beragam,” jelas TGB.

    Kaitannya dengan ilmu apa saja yang wajib dikuasai seorang Muslim, TGB menjelaskan bahwa seorang Muslim menjadikan rukun iman, rukun Islam sebagai pedoman.

    Seorang muslim pun harus mempelajari yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, seperti bagaimana menjalankan Solat dengan benar. Ada fardhu kifayah, secara kolektif sebagai satu kesatuan, membangun silaturahmi, kebersamaan.

    “Selain hal itu, tentu ilmu yang ingin kita dalami. Jika ingin jadi ilmuwan maka sungguh-sungguh,” jelas dia.

    Ada juga yang mempertanyakan mengapa pusat keilmuan saat ini berada di barat. Kata TGB, hal itu terjadi bukan dalam proses yang instan, melainkan perjuangan yang lama hingga akhirnya bisa menciptakan pusat keilmuan di barat.

    TGB mengimbau mahasiswa ITB belajar dengan sungguh. Dan keilmuan Islam sesungguhnya telah hanyut di aliran sungai Tigris saat seluruh literatur Islam dihancurkan dan dihanyutkan disungai yang berada di Baghdad tersebut.

    “Jika perlu, datangi pusat keilmuan di barat untuk kembali ke Tanah Air dan mengembangkannya serta memberikan kemanfaatan yang besar bagi masyarakat Indonesia. Tidak bisa hanya doa dari Masjid Salman, karena dunia barat bisa sampai titik ini bukan karena berleha-leha. Anak-anak ITB, pijakan kaki kalian ke pusat keilmuan di dunia, bukan untuk tenggelam tapi untuk kembali,” kata TGB menambahkan.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img