spot_img
Minggu 16 November 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7101

Setelah Abubakar, Tiga Pejabat Pemkab KBB Juga Ditahan KPK

0

JAKARTA, FOKUSJabar.id:  Lagi, pejabat ditangkap KPK. Kali ini sebanyak tiga pejabat di Pemkab Bandung Barat ditahan KP karena tersangkut dugaan suap terhadap Bupati Bandung Barat Abu Bakar. Ketiganya ditahan di rutan cabang KPK di kav. K4

“Mereka ditahan selama 20 hari ke depan ,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah seperti dilansir detik.com Kamis (12/4/2018).

Tiga tersangka yang ditangkap itu adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat Weti Lembanawati. Kepala Badan Kepegawaian Kabupaten Bandung Barat Asep Hikayat dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat Adiyoto.

Ketiga tersangka itu keluar dari Gedung KPK di Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan sekitar
pukul 01.30 WIB. Mereka terlihat menggunakan rompi tahanan berwarna oranye. Mereka tampak tertunduk lesu dan enggan berkomentar ketrika ditanya wartawan. Yang pertama dibawa ke rutan adalah Kepala Badan Kepegawaian Kabupaten Bandung Barat Asep Hikayat, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat Adiyoto.

Berikutnya, giliran Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat Weti Lembanawati yang dibawa ke tahanan. Ia keluar dari lobi KPK sekitar pukul 03.00 WIB mengenakan rompi tahanan berwarna oranye. Ia hanya menggelengkan kepala saat ditanya soal kasus suap yang melibatkannya.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Bupati Bandung Barat Abu Bakar sebagai tersangka kasus dugaan suap. Dia diduga menerima uang Rp 435 juta untuk keperluan kampanye istrinya, Elin Suharliah, yang mengikuti pilkada Bandung Barat.

“KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan sekaligus menetapkan tersangka, sebagai berikut, diduga sebagai penerima ABB (Abu Bakar), WLW (Weti Lembanawati), dan ADY (Adiyoto). Sedangkan sebagai pemberi AHI (Asep Hikayat),” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.

(DAR)

Dinkes Jabar : Peramu Miras Oplosan yang Menelan Korban Puluhan Nyawa di Cicalengka Belum Diketahui

0
(FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) Dodo Suhendar mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui asal usul minuman keras (miras) oplosan yang beredar di Cicalengka, Kabupaten Bandung.

“Ini penjual dan pembuatannya juga tidak diketahui dari mana. Kepolisian masih mencari siapa sebenarnya yang ngeramu (miras oplosan), dari mana datangnya,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Dinkes Jabar, Rabu (11/4/2018).

Dia mengungkapkan, hasil kajian Dinkes Jabar menduga, miras oplosan yang dikonsumsi korban mengandung metanol atau spirtus. Karena dilihat dari gejala-gejala hang dirasakan korban.

“Seperti mual, muntah-muntah, dan membuat penglihatan mata tidak jelas,” katanya.

Selain peramu miras yang telah melakukan kejahatan, lanjutnya, pengkonsumsi juga telah berbuat ceroboh. Mereka, katanya, tidak mengetahui apa yang sudah dikonsumsinya.

“Kan minuman lain yang dijual secara legal itu kan jelas izin dan kandungan didalamnya, jika ini juga terjadi akibat ketidaktahuan yang mengonsumsi, sebenarnya apa kandungan dari minuman tersebut karena mulai dari pembuatan hingga distribusi penjualan tidak diketahui atau bahkan tidak terawasi,” ucap Dodo.

Lebih lanjut Dodo menuturkan, jika pihaknya sedang mencari penyebab kenapa dalam kejadian ini bisa sekaligus memakan korban jiwa yang banyak, tidak seperti biasa dalam kejadian sebelumnya.

(Ibenk/DH)

Garut Satu-satunya Kabupaten di Jawa Barat yang Raih Swasti Saba Wiwerdha

0
Saat menerima penghargaan

GARUT, FOKUSJabar.id : Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi menyebut, untuk pertama kalinya Garut menerima penghargaan Swasti Saba Wiwerdha 2017. Sebelumnya meraih penghargaan Swasti Saba Padapa.

Menurutnya, Garut satu-satunya kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang menerima penghargaan tersebut bersama Kota Depok, Bogor, Bekasi, Cirebon, Bogor, Sukabumi, Karawang dan Kota Bandung.

Penghargaannya itu sendiri dia terima di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Dipenegoro No22 Bandung, Rabu (11/4/2018).

Selain penghargaan, Kabupaten Garut juga mendapat ” uang kadeudeuh ” dari Gubernur Jawa Barat sebesar Rp15 juta.

” Kami bangga karena penghargaan tersebut setingkat lebih tinggi dari Swasti Saba Padapa,” kata Didit.

Penghargaan Kabupaten Sehat Swasti Saba Wiwerda merupakan buah hasil dari proses penilaian yang jauh lebih luas dengan empat tatanan. Penilaian ini bisa dikategorikan penghargaan nasional untuk daerah setingkat Kabupaten Garut.

Pihaknya bertekad meraih penghargaan yang lebih tinggi. Yakni, Swasti Saba Wistara dengan sembilan tatanan. Karenanya, dibutuhkan sinergitas semua komponen. Mulai dari society (masyarakat), private sector (swasta) dan state (pemerintah).

” Kita bukan hanya ingin penghargaan semata, namun lebih penting lagi bersama-sama stakeholder bagaimana meningkatkan kesadaran bersama terhadap lingkungan, mulai buang sampah, pelarangan merokok di tempat umum,” pungkasnya.

(Andian/Bam’s)

Dinas Kesehatan Jawa Barat Menduga, Miras Oplosan di Cicalengka Mengandung Zat Kimia Ini

0
(FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Dinas Kesehatan Jawa Barat menduga kandungan dalam minuman keras (miras) oplosan yang memakan korban jiwa 41 orang di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengandung metanol.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesahatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat drg. Ismirni mengatakan, dilihat dari kendala yang terjadi pada korban yaitu muntah-muntah, mual, dan pandangan kabur.

Menurutnya, gejala seperti itu biasanya efek dari zat yang berbahaya dan mematikan dan itu merupakan metanol.

“Kami lihat dari gejalanya seperti dari metanol, metanol itu biasa untuk bahan bakar, semacam spirtus. Namun untuk pastinya nanti dengan cek labolatorium,” katanya saat konferesi pers di kantor Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Ismirni juga menjelaskan, cek labotarium nanti selain mengambil sample dari minuman sisa konsumsi korban juga mengambil sample dari darah korban.

“Darah korban juga akan diambil samplenya, sebab pada saat dikonsumsi zat seperti metanol itu akan bereaksi. Hasilnya nanti kita tunggu karena Polri juga sedang melakukan pengecekan,” ujarnya.

Sementara itu kepala dinas kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar mengaku prihatin dan kaget dengan kejadian tersebut. Pasalanya, kata dia, kejadian serupa sempat terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat, namun kejadian di Cicalengka ini memakan banyak korban dalam kurun waktu kurang dari satu pekan.

“Saya kaget karena kejadiannya sangat sporadis dalam kurun waktu satu pekan 41 orang meninggal dunia. Kalau sebelumnya dalam satu kejadian itu paling empat atau tiga orang,” kata Dodo dalam kesempatan yang sama.

(Ibenk/DH)

Dinas Kesehatan Jabar Berharap Kasus Miras Oplosan di Cicalengka yang Terakhir

0
(FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar menyatakan, pihaknya merasa prihatin dengan adanya kasus keracunan minuman keras (miras) oplosan yang terjadi di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Dia berharap peristiwa tersebut merupakan kejadian yang terakhir di Jawa Barat.

“Kami ikut prihatin. Pada saat kita sedang membangun kesehatan generasi muda, tiba-tiba ada kasus seperti itu kita berharap ini kejadian terkhir,” kata Dodo saat menggelar konferensi pers di Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Menurutnya, jumlah korban keracunan miras Cicalengka merupakan yang terbesar dari yang pernah terjadi sebelummya dengan kasus yang sama.

“Kalau dulu hanya empat orang meninggal dunia. Sekarang 41 orang dalam sepekan, ini cukip banyak. Kita sekarang bersama-sama kembali mengevaluasi, bagaimana secara sinergis melakukan pencegahan peredaran miras oplosan,” tuturnya.

Dari informasi yang didapatnya, lanjut dia, miras oplosan merupakan produk minuman keras yang dibikin sendiri secara ilegal. Si pembuatnya pun tidak mempunyai pengetahuan tentang jenis obat dan zat kimia.

“Kalau oplosan ini dibikin sendiri oleh orang yang tidak faham pada jenis-jenis obat dan zat-zat kimia. Katanya ada bahan spirtusnya, ada alkohol murni, ini benar-benar membahayakan,” tegas Dodo.

Terkait dengan miras oplosan yang menyebabkan banyak korban di Cicalengka, lanjutnya, Dinas Kesehatan Jawa Barat bersama Kepolisian sedang melakukan uji bahan kimia yang terkandung di dalamnya.

(Ibenk/DH)

Perekaman e-KTP Jabar Capai 99,2%

0
(HUMAS JABAR)

SUMEDANG,FOKUSJabar.id; Perekaman data kependudukan untuk KTP elektronik di wilayah Jawa Barat saat ini sudah mendekati angka sempurna dengan mencapai 99,2%. Dari capaian tersebut tidak ada satupun warga Jabar yang memiliki NIK ganda, semuanya tercatat NIK tunggal. Capaian tersebut terbilang prestasius mengingat jumalh penduduk Jabar terbesar di Indonesia.

Data tersebut diperoleh dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri saat acara pencanangan Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) tingkat Jabar tahun 2018, di gedung Balairung Kampus IPDN Sumedang, Kamis (11/04/2018).

Menanggapi hal itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) yang juga meresmikan pencanangan GISA mengatakan, pembangunan bidang kependudukan di Jabar setiap tahunnya terus ditingkatkan.

“Alhamdulillah provinsi Jabar dengan penduduk yang paling banyak data kependudukannya sudah mencapai 99,2 persen dengan NIK tunggal dan tidak ada yang NIK ganda. Kita terus bergerak kearah akurasi kependudukan yang sangat baik,” kata Aher.

Menurutnya, akurasi kependudukan sangat penting karena program pembangunan dan pelayanan publik sangat bergantung pada data yang akurat. Melalui pencanangan GISA inipun Aher bertekad perekaman data di Jabar yang tinggal 0,8% lagi akan seluruhnya tercapai. Terlebih dalam waktu dekat ini data kependudukan sangat diperlukan untuk pembangunan demokrasi melalui Pilkada serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019.

Pencanangan GISA yang merupakan instruksi Menteri Dalam Negeri, memiliki empat program, yaitu program sadar kepemilikan dokumen kependudukan, program data pemutakhiran data kependudukan. Kemudian program sadar pemanfaatan data kependudukan sebagai satu-sarunya data yang dipergunakan untuk semua kepentingan dan program sadar melayani administrasi kependudukan menuju masyarakat yang bahagia.

“Kita akan mensukseskan pencanangan GISA dengan semua programnya,” kata Aher.

Dirjen kependudukan dan catatan sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, menuturkan, capaian perekaman e-KTP bagi Jabar tidak lepas dari peran dinas-dinas kependudukan di tiap daerah dan kesadaran masyarakat Jabar yang tinggi akan kepemilikan e-KTP.

“Terimaksih kepada Gubernur Jabar dan para Bupati Walikotanya beserta Disdukcapilnya atas capaian yang diperoleh Jabar dibidang administrasi kependudukan. Perhari ini capaian perekaman ktp elektronik sudah lebih dari 99 persen, sedikit lagi selesai. Terimkasih juga kepada masyarakat atas partisipasinya,” tutur Zudan.

Zudan mengatakan, bila penduduk Indonesia tertata dengan baik maka pembangunan akan mudah dilakukan.

“Tujuan pembangunan akan mudah tercapai karena memiliki data yang akurat, untuk itulah GISA kita canangkan dan sudah diawali oleh pak Mendagri tanggal 8 februari 2018 lalu,” katanya.

Ia menjelaskan, mulai tahun 2014 data kependudukan untuk pelayanan publik, seperti pajak, perbankan, pembuatan SIM, BPJS, Asuransi bersumber dari Kemendagri. Begitupun dengan data untuk perencanaan pembangunan, RPJP, RPJM dan penyusunan APBN/ APBD harus menggunakan data dari Disdukcapil.

“Termasuk untuk Pilkada, Pileg, Pilpres ya,” ucapnya.

Terkait ketersediaan blanko e-KTP, Zudan menerangkan, saat ini blanko e-KTP telah tercetak 18,9 juta keping dan sudah terdistribusi sebanyak 9 juta keping.

“Di Kemendagri masih ada lebih dari 9 juta keping blanko, jadi ini cukup,” ujarnya.

Untuk perekaman data, dari bulan Januari sampai Maret 2018 rata-rata merekam 52 ribu orang perhari di seluruh Indonesia. Kapasitasnya setiap hari bisa menerima perekaman sebanyak 327 ribu orang.

“Kalau perhari 52 ribu dengan kapasitas 327 ribu berarti masih sanggup setiap hari merekam 275 ribu orang lagi. Masalahnya adalah mau tidak masyarakat merekam e-KTP,” pungkas Zudan.

(DH)

SPN Jabar Segera Deklarasi Dukung Hasanah

0

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tim Pemenangan Pasangan Calon Gubernur Jabar nomor urut 2 Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah), Mathius Tandiontong mengapresiasi Serikat Pekerja Nasional (SPN) atas dukungan yang diberikan kepada Hasanah dalam kontestasi Pilgub Jabar 2018.

“Ini tambahan energi bagi kami. Dalam waktu dekat SPN akan me deklarasikan dukungan untuk Hasanah,” kata Mathius seusai menghadiri Membership Meeting SPN Jabar di Hotel Baltika, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (11/4/2018).

Mathius mengatakan bahwa SPN menilai visi misi Hasanah sejalan dengan apa yang menjadi landasan perjuangan mereka.

Salah satu visi dan misi Hasanah, yakni Program Boga Gawe, diharapkan bisa memberikan pergerakan ekonomi dan kesejahteraan bagi kalangan pekerja atau buruh.

“Program Boga Gawe ini diharapkan dapat mensejahterakan teman-teman pekerja yang tentunya akan  mengembangkan perekonomian bagi Jawa Barat.  Selain itu di Jabar masih banyak pengangguran,  kita akan sediakan lapangan pekerjaan,” tutur Mathius.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD SPN Jabar Amri menegaskan bahwa pihaknya telah bulat mendukung Hasanah. Pihaknya bahkan berencana deklarasi dalam waktu dekat.

“Kita sudah tidak akan kemana-mana lagi. Kita sudah bulat, mudah-mudahan saat deklarasi nanti pasangan calon Hasanah bisa hadir di tengah-tengah kami, ” kata Amri.

(LIN)