BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung terus memperluas berbagai program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat guna menurunkan angka pengangguran sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman, mengatakan pihaknya tengah menjalankan sejumlah program strategis yang bertujuan membantu warga agar mampu bekerja secara mandiri ataupun terserap ke dunia industri.
Baca Juga: Atasi Sampah Organik, Pemkot Bandung Ubah TPS Liar di Cicendo Jadi Lokasi Budidaya Maggot
“Melalui pelatihan kewirausahaan, pelatihan berbasis kompetensi, serta program padat karya, kami ingin mendorong masyarakat agar bisa bekerja secara mandiri atau menciptakan peluang usaha sendiri. Kami juga menyiapkan program pemagangan dan uji kompetensi agar lulusan pelatihan benar-benar siap bersaing di dunia kerja,” jelas Andri, Senin (9/6/2025).
Menurutnya, pelatihan kewirausahaan yang digelar Disnaker mencakup bidang-bidang praktis yang disesuaikan dengan minat masyarakat. Beberapa di antaranya adalah pelatihan menjahit, barista, pastry, tata rias pengantin, hingga membatik.
“Peserta pelatihan dapat langsung memulai usaha dengan modal yang relatif kecil, namun berpeluang menghasilkan. Mereka juga akan mendapat pembekalan pengetahuan dasar menyusun rencana bisnis sederhana,” tambahnya.
Program Padat Karya
Tak hanya itu, Disnaker juga menjalankan program padat karya yang menyasar warga pengangguran dan setengah pengangguran. Program ini memberikan pekerjaan sementara seperti membersihkan lingkungan, mengolah sampah, hingga memperbaiki infrastruktur dasar.
“Program padat karya bukan hanya memberikan penghasilan sementara, tapi juga mendorong partisipasi warga dalam kegiatan produktif. Ini adalah bentuk nyata kehadiran pemerintah untuk kelompok masyarakat rentan,” tegas Andri.
Masyarakat yang ingin mengikuti program ini dapat mendaftar melalui kelurahan atau kecamatan setempat. Serta mengakses informasi melalui website dan media sosial Disnaker. Seleksi peserta berdasarkan pada kondisi ekonomi dan kesiapan kerja.
Sebagai upaya menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan kemampuan pencari kerja, Disnaker juga mengembangkan pelatihan berbasis kompetensi yang langsung disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
“Kami menggandeng lembaga pelatihan dan perusahaan untuk menyelenggarakan pemagangan. Dengan begitu, peserta bisa belajar langsung dari lingkungan kerja,” katanya.
Setelah mengikuti pelatihan, peserta juga akan mendapat kesempatan mengikuti uji kompetensi yang terselenggara oleh lembaga bersertifikat nasional maupun internasional.
“Sertifikasi ini penting agar keterampilan peserta diakui secara resmi. Sehingga menjadi nilai tambah saat melamar kerja, baik di sektor formal maupun informal,” tutup Andri.
(Yusuf Mugni)