BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan dua strategi kunci yang diharapkan mampu menurunkan angka kasus stunting baru di Jawa Barat hingga nol.
Setelah acara senam sehat menuju nol kasus stunting baru di halaman Gedung Sate, Herman menjelaskan bahwa langkah-langkah ini terbagi dalam dua fokus utama: pencegahan sebelum kelahiran dan penanganan setelah kelahiran.
Baca Juga: Sekda Jabar Kagumi Kreativitas Pembatik Difabel
“Komitmen Pemprov Jabar adalah untuk mencapai nol kasus stunting baru atau zero new stunting. Ada dua strategi utama, yaitu sebelum kelahiran dan setelah kelahiran,” ujar Herman.
Pada fase sebelum kelahiran, sasaran utamanya adalah ibu hamil. Herman menjelaskan bahwa ibu hamil harus dijamin mendapat asupan suplemen, seperti tablet tambah darah, untuk mencegah anemia. Selain itu, mereka juga diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan minimal enam kali selama masa kehamilan.
“Kami pastikan ibu hamil memperoleh konsumsi protein hewani seperti telur, daging, ikan, dan susu,” tambahnya.
Di sisi lain, fase setelah kelahiran menargetkan bayi berusia 0–6 bulan, yang harus mendapatkan ASI eksklusif. Kemudian, bagi bayi usia 7–24 bulan, selain ASI, mereka juga perlu tambahan makanan dengan kandungan protein hewani.
“Kami optimis, jika dua strategi ini dilaksanakan secara konsisten, Jawa Barat bisa bebas dari stunting baru. Dengan begitu, prevalensi stunting dapat ditekan hingga target 14 persen. Pada tahun 2023, angka stunting kita masih cukup tinggi, yakni 21 persen,” jelas Herman.
Dalam upaya mewujudkan target tersebut, Herman mengajak seluruh pimpinan wilayah di Jawa Barat untuk bekerja sama menjalankan dua strategi ini, sehingga setiap daerah bebas dari stunting baru.
“Keberhasilan program ini juga bergantung pada partisipasi masyarakat, sementara pemerintah hanya memfasilitasi. Kami mengajak seluruh jajaran pemerintah untuk bersama-sama mewujudkan zero new stunting di Jabar,” tutup Herman.
(Humas Jabar/Irfansyahriza)