Kamis 12 Desember 2024

Calon Rektor Unpad Pangandaran Abaikan PSDKU

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Universitas Padjadjaran (Unpad) Pangandaran Jawa Barat (Jabar) kini tengah melaksanakan pemilihan Rektor baru untuk masa jabatan 2024-2029.

Hal tersebut menjadi tahun yang sibuk bagi mahasiswa Unpad Pangandaran. Pasalnya, fokus utama mereka mengawal pemilihan Rektor.

BACA JUGA:

Soal Salah Ambil Jenazah, Kadinkes Pangandaran Akan Temui Pihak RSUD Pandega 

Dibalik meriahnya pemilihan Rektor, terdapat satu isu yang terlupakan. Yaitu, nasib Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Unpad Pangandaran yang masih dipertanyakan eksistensinya.

Ada tiga calon Rektor Unpad Pangandaran yang telah ditetapkan Panitia Pelaksana Pemilihan Rektor (P3R). Yakni, Arief S. Kartasasmita, Popy Rufaidah dan Setiawan.

Penetapan tersebut berdasarkan sidang pleno tertutup MWA (Majelis Wali Amanat), Jumat (21/6/2024) lalu.

Pada rapat pleno terbuka MWA, Selasa (2/7/2024) kemarin, ketiga calon Rektor mengutarakan berbagai janji manis terkait masa depan Unpad.

Di antaranya, pembangunan fasilitas kampus, peningkatan pendapatan universitas dan meningkatkan kualitas kurikulum serta pembelajaran.

BACA JUGA:

Bupati Pangandaran Minta Polisi dan Pemda Terus Bersinergi 

Janji manis mereka dapat dibilang sangat miris. Mengingat terdapat PSDKU yang sampai saat ini belum mendapatkan perhatian khusus untuk dimasukkan dalam perencanaan dan kebijakan strategis universitas.

Kekecawaan tersebut dirasakan oleh Ketua Korda BEM Kema Unpad PSDKU Pangandaran, Namira Najma Humaira.

“Ketiga calon mengecewakan. Ketika saya bertanya pada sesi diskusi khusus dengan mahasiswa terkait keresahan kema PSDKU. Jawabannya hanya sekedar akan dikembangkan tetapi tidak ada perencanaan lebih lanjut untuk pengembangannya,” kata Namira Kamis (4/7/2024).

Dia juga mempertanyakan cita-cita calon Rektor untuk menjadikan Unpad sebagai 300 universitas terbaik dunia pada QS World University.

“Apakah cita-cita calon Rektor untuk menjadikan Unpad masuk 300 kampus terbaik dunia berlaku untuk PSDKU dan apa jaminannya?,” tanya Namira.

Sebagai informasi, sampai saat ini PSDKU sedang menghadapi berbagai permasalahan yang belum terselesaikan.

Permasalahan tersebut, fasilitas yang tidak memadai. Semisal, akses jalan menuju kampus yang masih dari tanah dan bebatuan.

Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Karena sudah banyak mahasiswa yang mengalami kecelakaan akibat buruknya akses jalan.

Selain itu, minimnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran membuat lingkungan proses belajar-mengajar menjadi kurang efektif. Akibatnya, pengembangan diri mahasiswa terhambat.

Masalah lainnya adalah kesejahteraan mahasiswa dan tenaga pendidik PSDKU yang terabaikan oleh pihak universitas.

Akses pelayanan kesehatan dan dukungan psikologis mahasiswa yang sangat minim. Begitu juga dengan tenaga pendidik yang gajinya tidak memadai.

“Kesejahteraan pimpinan Direktorat PSDKU saja masih ada yang dikesampingkan. Padahal itu sudah sekelas pemimpin. Terlebih kesejahteraan mahasiswa,” terang Namira.

Birokrasi yang rumit dan status PSDKU yang tidak jelas turut memperparah permasalahan yang terjadi.

Sebab kedua hal tersebut sangat mempengaruhi sistem operasional dalam menjalankan kegiatan sehari-hari kampus.

BACA JUGA:

Libur Sekolah, Angka Kunjungan Ke Objek Wisata Pangandaran Melonjak

“Sebenarnya status PSDKU ini apa? Unpad atau Unpang (Universitas Pangandaran)? Namanya saja Unpad tapi setara pun tidak bisa. Wajar apabila survey terakhir 80 persen Kema PSDKU tidak bangga dengan kampusnya sendiri,” jelasnya.

Kondisi-kondisi tersebut tentunya perlu menjadi salah satu perhatian utama rektor baru dalam memimpin Universitas Padjadjaran.

Tujuannya agar setiap mahasiswa dan tenaga pendidik PSDKU mendapatkan hak yang sama layaknya seperti di kampus utama.

“PSDKU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Unpad,” pungkasnya.

(Sajidin/Bambang Fouristian)

Berita Terbaru

spot_img