CIAMIS,FOKUSJabar.id: Nek Rasih warga Purwadadi mendapatkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Baznas dan Pemerintah Desa setempat serta sumbangsih warga senilai Rp15 juta.
Sebelumnya dikabaran, Nek Rasih tinggal di rumah reyot di Dusun Tangkeban RT37/07, Desa Purwadadi Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar).
Nek Rasih mengalami kesulitan beraktivitas lantaran memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi.
BACA JUGA:
PPDB, Disdik Kota Bandung: Penyebaran SD Merata
Sementara Dia tinggal di rumah reyot seorang diri karena suaminya telah meninggal dunia dan tidak memiliki keturunan.
Belakang ini Dia menjadi perhatian publik. Bahkan pemerintah desa dan dinas terkait merasa tersentuh dengan keluhannya.
Kepala Desa Purwadadi, Markun Marhani melalui Sekretaris Desa, Cici mengatakan, pihaknya langsung bermusyawarah mengambil solusi untuk menangani keluhan dari warganya.
“Kami bersama masyarakat setempat mencari solusi agar si-nenek mempunyai tempat tinggal yang layak,” kata Cici.
“Alhamdulillah, Nek Rasih mendapat bantuan Rutilahu dari Baznas dan masyarakat setempat sebesar Rp15 juta,” katanya
BACA JUGA:
Hadapi Kemarau, Ini Pesan BPBD Kota Tasikmalaya
Menurutnya, Nek Rasih memang kategori orang tidak mampu. Untuk makan sehari-hari saja mengandalkan pemberian dari lingkungan sekitar.
Sebenernya kata dia, Nek Rasih penerima aktif bantuan dari pemerintah. Namun untuk bantuan yang sumbernya dari Kemensos sudah terputus.
“Tapi setelah terputus, kemudian disambung dengan BLT DD,” ucapnya.
“Saya juga sangat menyayangkan kenapa bantuan Nenek bisa terputus. Kami juga merasa bingung,” ucapnya.
Sementara, Rasih mengaku sangat senang telah mendapatkan bantuan.
“Alhamdulillah. Senang banget, soalnya saya kan hidup sendiri. Kalau terus banjir di rumah sendirian saya merasa bingung,” ungkapnya.
Nenek Rasih berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah yang bersifat berkelanjutan untuk menyambung hidup sehari-hari.
“Mudah-mudahan ada bantuan lainya untuk kebutuhan makan sehari-hari karena saya tidak punya siapa-siapa lagi,” pungkasnya.
(Sajidin/Bambang Fouristian)