BANDUNG,FOKUSJabar.id: Harga telur ayam di pasar Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) merangkak naik hingga menembus Rp31 ribu per kg dalam beberapa waktu terakhir ini. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) telur ayam Rp24 ribu per kg.
Salah satu pedagang telur ayam di Pasar Kosambi Kota Bandung, Eeng (29) mengatakan, harga jual telur per kg mencapai Rp31 ribu sejak satu pekan terakhir.
Dia mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga telur tersebut. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh, pemicunya adalah karena Bantuan Sosial (Bansos).
“Kalau informasi, barangnya agak telat dan kurang dari perternaknya karena didistribusikan ke Bantuan sosial (Bansos). Sekarang PKH dan BPNT turun. Harga telur sekarang itu Rp31 ribu per kilogram paling tinggi, gak tahu ke depan bisa jadi Rp32 ribu per kilogram. Tiap hari naik 1.000 sampai 2.000 rupiah selama dua tahun semenjak ada Bansos khususnya telur harganya terus melonjak naik,” kata Eeng di Pasar Kosambi, Kamis (23/12/2021).
Menurutnya, dengan harga telur yang terus merangkak naik, jumlah pembeli mengalami penurunan yang signifikan. Meski pun dimonen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
BACA JUGA: Polrestabes Bandung Dirikan Pospam Nataru, Berikut Daftarnya
“Otomatis harga telur naik, pembeli semakin menurun, meski pun sekarang mau Natal dan Tahun baru tetap saja tidak ngaruh kenaikan tetap 10 persen,” ucapnya.
Oleh karna itu, pihaknya berharap untuk kedepannya Bantuan Sosial (Bansos) bisa berbentuk uang tunai tidak lagi dengan barang.
“Untuk kedepan, kalau ini karna Bansos dan PKH untuk selanjutnya bansos bukan bentuk barang lagi, tapi dengan uang saja. Agar yang dapat bansos bisa belanja ke pasar, jadi tidak hanya menguntungkan para peternak, kalau pedagang kalau mahal penjualnya semakin menurun penjualnya,” ungkapnya.
Eeng menambahkan, selain mengalami penurunan penjualan, kenaikan harga telur juga berdampak kepada para pedagang kaki lima.
BACA JUGA: Persikab Juara Liga 3 2021 Zona Jawa Barat
“Harga inginya stabil antara Rp. 22-23 ribu. Ia kasihan yah buat pembeli telur kan kebanyakan pembelinya menengah kebawah yang jualan masakan, ibu rumah tangga. kalau penjual istilahnya ada penurunan penjualan kalau mahal, dari beli 2 kilo jadi 1 kilo. yang biasanya 1 kilo jadi 1/2 kilo,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Bambang)