BANDUNG,FOKUSJabar.id: Steven Bartlett diperkirakan bakal meraup US$ 1,2 juta atau setara Rp 17,23 milyar (kurs Rp 14.365) tahun ini dari podcast-nya, “The Diary of a CEO”.
Pengusaha berusia 29 tahun itu berbagi tips bagaimana secara efektif memonetisasi podcast.
Bartlett telah membuat podcast “The Diary of a CEO” sekitar 4 tahun lalu dengan modal mikrofon seharga US$ 100 yang dicolokkan ke laptopnya. Sekarang podcast-nya disebut menjadi yang teratas di bisnis Eropa, dengan tamu bervariasi mulai dari penyanyi Liam Payne hingga pendiri Monzo Tom Blomfield.
Pada episode terbarunya yang dirilis awal pekan lalu, Bartlett menerangkan bagaimana dia berhasil membangun pengikut dan memberikan tips penting kepada podcaster pemula bisa menghasilkan banyak uang seperti dirinya.
BACA JUGA: Mengejutkan Deddy Corbuzier Akhiri Kegiatan Medsos dan Podcastnya
Bartlett mengatakan sebagian besar podcaster menghasilkan uang dari iklan di tengah episode. Biasanya ada agensi periklanan podcast yang bertindak sebagai perantara antara podcaster dan brand.
“Masalahnya adalah perantara mengambil bagian besar, potongan besar, dan brand membayar fixed fee per download terlepas dari seberapa bagus pertunjukkan Anda, siapa Anda, atau seberapa berharga audiens Anda,” kata Bartlett.
Dia mengatakan, Cara tradisional memonetisasi podcast tidak cukup untuk menutupi biaya produksi.
Dia pun memutuskan memotong perantara dan menghubungi lima perusahaan yang disukai secara langsung.
BACA JUGA: 3 Cara Mendapat Booyah Dalam Game Free Fire Untuk Pemula
Bartlett pun langsung mengirim presentasi singkat kepada CEO perusahaan-perusahaan tersebut dengan kampiran mengapa mereka harus mensponsori podcast-nya, termasuk pertumbuhan audiens, dan rencana kedepan acara tersebut.
“Jarang seorang kreatif atau influencer menawarkan diri mereka ke sebuah brand, tetapi saya bersumpah jika Anda memiliki nyali, keterampilan, usaha, dan kerja keras untuk melakukan itu, Anda bisa mendapatkan penawaran luar biasa dan penawaran yang otentik untuk Anda,” kata dia, seperti dilansir Detik.
Saat ini, podcast Bartlett memiliki tiga sponsor utama, yakni brand nutrisi Huel, platform freelancer Fiverr, dan produsen produk energi terbarukan Myenergi. Dia memiliki kontrak 12 bulan dengan tiga sponsor tersebut.
Pada beberapa tahun pertama podcast-nya, Bartlett tidak pernah konsisten merilis video. Akhirnya dia berkomitmen untuk merilis sebuah video setiap Senin, dan hasilnya jumlah audiens meningkat pesat.
“Konsistensi membuka segalanya, itu mengajarkan Anda lebih cepat daripada orang lain. Itu meningkatkan pertumbuhan dan membangun audiens, ini membantu membangun irama yang membuat mereka kembali lagi,” ucap Bartlett.
Dia menyatakan, penting untuk memahami dari mana pertumbuhan audiens berasal, mengingat sebagian besar penemuan podcast baru tidak terjadi pada platform seperti Spotify dan iTunes.
Bartlett mengatakan memposting video podcast-nya di YouTube membantu dalam hal penemuan konten karena memiliki rekomendasi video yang bergulir.
“Selain itu, penting juga menemukan keseimbangan yang tepat antara konsistensi dan kualitas pada saat yang bersamaan,” katanya.
Dalam beberapa kasus, dia menjelaskan ada wawancara yang tidak ditayangkan karena percakapan itu tidak penting untuk dibagikan kepada audiens. Standar semacam itu dinilai akan membantu meningkatkan kualitas konten.
Dalam hal biaya, dia telah menghabiskan sekitar US$ 54.856 atau Rp 788 juta untuk peralatan dan mempekerjakan delapan orang untuk terlibat dalam produksi podcast.
Sebagai informasi, Bartlett merupakan pendiri perusahaan media sosial bernama Social Chain yang diluncurkan dari kamar tidurnya di Manchester City, Inggris saat usianya 22 tahun. Dia mencatatkan saham perusahan media sosialnya di bursa saham Dusseldorf Jerman pada 2019 dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 350 juta, sebelum akhirnya meninggalkan bisnis itu pada tahun lalu.
(Agung)