BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tujuh nama yang memiliki elektabilitas calon Presiden yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Khofifah Indar Parawansa.
Dari hasil survei Indikator periode 30 Juli – 4 Agustus 2021, menyebutkan Prabowo Subianto menjadi nama dengan elektabilitas tertinggi dalam simulasi 10 nama. Sebanyak 27,8 persen responden memilih Prabowo sebagai calon presiden jika Pilpres digelar saat ini.
Pada posisi kedua adalah Ganjar Pranowo dengan angka keterpilihan 21,4 persen dan posisi ketiga adalah Anies Baswedan dengan suara dari 14,8 persen responden. Ridwan Kamil berada di posisi keempat dengan raihan suara 6,9 persen.
Kemudian di bawahnya ada Sandiaga Uno dengan raihan 6,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono sebanyak 5,9 persen, kemudian 3,2 persen responden memilih Khofifah Indar Parawansa.
Menganggapi hal tersebut Pengamat politik Firman Manan menilai dari sejumlah survei yang dirilis dalam satu bulan terakhir menunjukan posisi Ridwan Kamil paling stabil dibanding tokoh lain. Pihaknya juga menilai responden survei melihat konsistensi kepala daerah dalam penanggulangan Covid-19 selama ini.
BACA JUGA: BOR Jabar 22 Persen, Ridwan Kamil Minta Masyarakat Jangan Euforia
“Saya pikir salah satu faktor utama, karena kepala aerah terlihat apa yang dilakukan, apalagi ketika pandemi maka publik melihat apa sih yang dilakukan,” katanya.
Firman mengatakan, jika bicara elektabilitas Ridwan Kamil yang masih berkutat di angka 5 persen, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi dibanding tokoh lain.
“Satu soal kinerja, kedua bisa basis partai, tapi kan Kang Emil bukan orang partai. Pak Ganjar ada keuntungan karena ada basis masssa PDIP yang mendukung dia, kalau Kang Emil tidak punya,” kata dia.
Dengan kenyataan seperti itu, maka stabilitas elektabilitas Ridwan Kamil terbilang luar biasa mengingat tokoh-tokoh lain rata-rata berbasis partai politik. seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, AHY, Sandiaga Uno, Puan Maharani dan Airlangga.
“Cukup baik bisa bersaing dengan kompetitor yang kuat,” kata dia.
(Anthika Asmara)