BANDUNG,FokusJabar.Id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal membangun instalasi gawat darurat (IGD) khusus terindikasi Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meminimalisir penyebaran Covid-19.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, pelayanan IGD rumah sakit bagi terindikasi Covid-19 harus terpisah. Pasalnya, pelayanan kepada pasien berindikasi Covid-19 membutuhkan tenaga kesehatan (nakes) yang sesuai prosedur yang salah satunya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Pihaknya mencontohkan, Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKI) Kota Bandung belum memiliki IGD khusus terindikasi Covid-19. Untuk itu, Yana mendorong agar secepatnya pembangunan IGD khusus yang terindikasi Covid-19.
“Di RSKIA, IGD belum terpisah antara yang melayani gejala Covid-19 dan tidak. Kami minta dipisah, secepatnya sudah terbangun. Sehingga yang terindikasi Covid-19 dilayani rumah sakit dengan APD standar pelayanan Covid-19 ,” kata Yana saat ditemui di RSKIA Kota Bandung, Jalan KH. Wahid Hasyim, Jabar, Senin (21/6/2021).
BACA JUGA: BOR Tembus 91,8 Persen, Pemkot Bandung Dorong RS Tambah Tempat Tidur
Selain meninjau RSKIA, Yana kembali melakukan pemantauan kedua rumah sakit lain. Yakni RS Imanuel dan Rumah Sakit Santosa Kopo.
Peninjauan dilakukan untuk memastikan kesiapan rumah sakit dalam penanganan Covid-19. Yana secara khusus mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit atas dukungan dalam menghadapi kenaikan penyebaran Covid-19 di Kota Bandung.
“Kami (Pemkot Bandung) mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit, karena bersama kita menghadapi pandemi Covid-19 yang trennya meningkat,” kata dia.
Yana menambahkan, angka Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit Kota Bandung sudah mencapai 92 persen. Untuk itu, pihaknya terus mengupayakan agar ada penambahan tempat tidur di setiap rumah sakit sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus.
“Kami dorong terus ketersediaan tempat tidur di kota Bandung. Karena BORsudah di angka 92 persen. Kami dorong rumah sakit, Alhamdulillah penambahan tempat tidur. Meski pun harapannya tidak dipakai. Antisipasi saja, karena atas dasar kemanusiaan. Kita tidak mungkin menolak yang bukan KTP Kota Bandung. Karena di sini (Kota Bandung) sangat banyak rujukan dari wilayah Bandung Raya,” kata Yana.
(Yusuf Mugni/Ageng)