Kamis 12 Desember 2024

SABISA untuk Maksimalkan Potensi Bisnis di Desa

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) luncukan Sakola Bisnis Desa (SABISA) untuk mendorong potensi desa, baik Sumber Daya Alam (SDA) maupun sosio kultural. Hal itu dilakukan agar dapat didayagunakan menjadi potensi ekonomi/bisnis dengan prinsip berkelanjutan.

Untuk mencapainya, perlu peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan skill entrepreneur. Salah satu strategi yang dilakukan Pemprov Jabar, yakni melalui program Sakola Bisnis Desa (SABISA) yang dimulai tahun 2021 dengan menghadirkan para kepala desa dan 100 direktur BUMDesa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan, kepala desa dan direktur BUMDesa berperan penting dalam mengembangkan potensi desa.

Kehadiran mereka diharapkan memaksimalkan potensi desa dengan prinsip berkelanjutan dan memperhatikan kearifan lokal, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat di perdesaan yang jumlahnya mencapai 72 persen dari total jumlah penduduk di Jabar.

BACA JUGA: SABISA untuk Menggali Potensi Bisnis Desa

“Melalui SABISA diharapkan BUMDesa mampu bertransformasi menjadi model usaha yang lebih profesional untuk memajukan perekonomian masyarakat pedesaan,” kata Bambang di Bandung, Selasa (13/4/2021).

Dari 5.312 desa di Jabar, sekitar 4.921 nya sudah ada BUMDesa. Namun memang belum semua aparatur desa dan direktur BUMDesa mampu menjalankan bisnisnya dengan baik. Hal ini sangat terkait dengan masih terbatasnya wawasan dan skill bisnis.

Bambang berharap dengan SABISA bisa meningkatkan dan mengembangkan bisnis BUMDesa, sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.Dalam program yang diikuti kepala desa dan direktur BUMDesa ini, mereka akan mendapatkan pelatihan dari pemateri yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, perbankan, dan Kementerian Desa.

Sebagai contoh, kata dia, para utusan dari masing-masing desa akan dilatih mengenai operasionalisasi BUMDesa mulai dari pengenalan potensi hingga pembentukan ekosistem.

“Mereka akan belajar menggali potensi desa, menjual produk hingga membentuk pasarnya. Kami berharap ke depan BUMDesa bisa membuat produk yang sesuai kebutuhan pasar. Artinya harus menciptakan produk yang dibutuhkan pasar (yang laku di pasar),” kata dia.

Tidak hanya itu, melalui program tersebut pun para kepala desa akan saling mengenal dan bersinergi untuk mengetahui potensi dan kebutuhan masing-masing. Dengan begitu, setiap BUMDesa akan saling mendukung.

“Ada rantai nilainya juga, berperan dari hulu ke hilir. Mana desa berperan di hulu, mana di hilir. Jadi bisa membenahi rantai pasok, sehingga diharapkan BUMDesa menghasilkan produk yang semua bahannya lokal atau dari desa sekitar,” kata Bambang.

Bambang berharap para lulusan SABISA bisa menjadi model dalam pengelolaan BUMDesa yang baik, termasuk kaitannya dengan model bisnis yang bagus.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img