JAKARTA, FOKUSJabar.id: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan adanya mekanisasi pertanian untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern sekaligus mempercepat masa tanam guna mengantisipasi kelangkaan pangan. Hal tersebut bisa memaksimalkan Dengan Alat Mesin Pertanian (Alsintan).
“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” kata Mentan dalam keterangan tertulisnya, Jumat .
Untuk mengantisipasi mundurnya masa tanam akibat dampak pandemi Covid-19, beberapa daerah di Tanah Air saat ini langsung melakukan persiapan tanam musim ke II setelah panen.
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Ahmad Rudi, mengatakan Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat misalnya pun telah menginstruksikan petani dan penyuluh untuk melakukan gerakan percepatan tanam pada April-Mei 2020, untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau.
“Kami menginstruksikan kepada penyuluh dan petani agar segera melakukan olah lahan dan percepatan tanam, karena masih ada hujan-hujan sedikit, kami menargetkan angka tanam di atas 2.703 hektare,” kata Rudi.
Rudi menambahkan tanam serentak padi di Desa Golo ini menggunakan Jajar Legowo 3:1 karena banyak manfaat yang bisa di dapat petani.
“Memperbanyak tanaman pinggir, dengan begitu maka jumlah anakan padi banyak sehingga produksi padinya akan maksimal. Sinar matahari bisa langsung masuk ke bagian bawah tanaman terutama bagi tanaman pinggir. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai daun, maka proses fotosintesis akan semakin maksimal sehingga tanaman menjadi subur,” katanya.
BACA JUGA: Mentan Dorong Daerah Tingkatkan Produksi Pangan
Sementara itu Penyuluh Pendamping Paulus Patimura yang mewakili BPP Kecamatan Sano Nggoang NTT mengatakan percepatan tanam serentak sangat menguntungkan petani.
“Panen yang dilakukan secara bersamaan dapat menghindari serangan hama dan penyakit tanaman lainnya, selain itu memiliki nilai ekonomis dan tidak merugikan petani,” kata Paulus.
Lebih lanjut dikatakan Paulus, pengolahan lahan di musim tanam kedua ini sangat terbantu dengan alsintan TR2 dan TR4. Tentunya ini dapat menimalisir biaya yang dikeluarkan petani.
Petani juga bisa melakukan sewa pinjam Alsintan yang dikelola Brigadir Alsintan, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang ada di Kecamatan Sano Nggoang.
Ketua Poktan Nggergung Desa Golo Leleng, Markus Panggu menambahkan poktannya telah sepakat untuk melakukan penanaman dengan teknologi jajar legowo 3:1.
“Berkaca dari pengalaman produksi di masa tanam pertama, dimana mendapat hasil 10.253 ton/ha sedangkan sebelum menggunakan jajar legowo hasilnya hanya 4-5 ton/ha,” katanya.
Di tempat terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan saat ini Kementan sedang giat meminta petani dan penyuluh untuk melakukan gerakan perceptatan tanam serentak.
“Selama wabah ini kita harus senantiasa menjaga ketersediaan bahan pangan bagi warga Indonesia. Harapannya, kekhawatiran krisis pangan di tengah pandemi maupun pasca Covid-19 mampu ditangkal dengan usaha tani berkelanjutan,” kata Dedi.
(AS/ANT)