BANDUNG, FOKUSJabar.id : Peparnas, National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Barat akan menggelar pelaksanaan sentralisasi Pelatihan Daerah (pelatda) Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Jawa Barat di tujuk kota/kabupaten. Sentralisasi Pelatda Peparnas XVI Jabar akan digelar mulai Januari hingga November 2020.
Ketua Umum NPCI Jabar, Supriyatna Gumilar menuturkan, tujuh kota/kabupaten yang ditunjuk sebagai lokasi sentralisasi Pelatda Peparnas XVI Jabar yakni Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya (tenis meja), Kabupaten Bandung (renang), Kabupaten Bogor, Kota Bandung, dan Kota Cirebon (bulutangkis). Masing-masing kota/kabupaten akan menjadi lokasi pelaksanaan sentralisasi cabang olahraga yang dipertandingkan di Peparnas XVI/2020 seperti tenis meja di Kota Tasikmalaya, renang di Kabupaten Bandung, dan bulutangkis di Kota Cirebon.
“Dari 7 kota/kabupaten tersebut, Kota Bandung menjadi lokasi pelaksanaan sentralisasi cabang olahraga Peparnas XVI terbanyak yakni enam cabang olahraga. Ini karena fasilitas dan sarana pendukung bagi disabilitas di kota Bandung lebih lengkap,” ujar Supriyatna saat ditemui di sekretariat NPCI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (20/12/2019).
Baca Juga: Waspadai Bahaya Dysbiosis pada Anak
Supriyatna menambahkan, Peparnas XVI tahun 2020 dan mempertandingkan 14 cabang olahraga. Yakni Bola Voli Duduk, Catur, Goalball, Sepakbola CP 5 Slide, Tenis Lapangan Kursi Roda, Tenis Meja, Tenpin Bowling, Atletik, Bulutangkis, Judo, Panahan, Renang, Angkat Berat, dan cabang olahraga baru, Bocci. Jabar sendiri dipastikan mengikuti semua cabang olahraga, termasuk cabang olahraga baru Bocci.
“Saat ini, jumlah kontingen masih berjumlah 280 orang yang terdiri dari 200 atlet, 40 pelatih, 25 ofisial, dan 15 mekanik. Ini masih jumlah sementara karena 58 atlet Jabar yang berada di pelatnas belum masuk dan kita ingin mengirimkan atlet sebanyak mungkin ke Papua dengan jumlah total kontingen mencapai 350 orang,” terangnya.
Untuk memantau pelaksanaan latihan atlet di tujuh kota/kabupaten, Supriyatna mengaku sudah menyiapkan tim khusus. Hasil pemantauan tim terhadap pelaksanaan latihan atlet di 7 kota/kabupaten tersebut, akan menjadi tolok ukur bagi NPCI Jabar menerapkan promosi dan degradasi atlet.
“Jadi bukan berarti kita lepas begitu saja latihan atlet di 7 kota/kabupaten tersebut. Kita akan lihat perkembangan mereka dan melakukan promosi degradasi sebelum penetapan atlet inti Peparnas XVI Jabar ditetapkan pada bulan Juli 2020,” tuturnya.
Terkait ketentuan atlet Asian Paragames 2018 dan Asean Paragames 2019 yang hanya diperbolehkan bermain di satu nomor pertandingan, diakuinya menjadi sebuah kerugian bagi Jabar. Pasalnya, NPCI Jabar menempatkan setidaknya 58 orang atlet di kamp pelatnas ASEAN Paragames 2019 yang akan digelar Januari 2020 di Filipina.
“Tapi itu sudah ketentuan NPCI Pusat yang menginginkan adanya regenerasi atlet dan kita terima. Karena itu, kita siapkan atlet-atlet pelapis sejak November 2019 dan saya masih punya keyakinan jika pembinaan atlet disabilitas di Jabar sudah baik. Jadi walau kita kehilangan banyak potensi medali emas dari atlet pelatnas paragames, saya yakin bisa terganti oleh atlet pelapisnya dan Jabar masih bisa pertahankan juara umum Peparnas,” pungkasnya.
(ageng)