BANDUNG, FOKUSJabar.id: Aksi damai untuk Papua kembali digelar di halaman Gedung Sate jalan Diponegoro, kota Bandung, Senin (2/9/2019).
Aksi damai kali ini melibatkan berbagai elemen masyarakat dengan mengatasnamakan Forum Masyarakat Jabar dan Papua untuk NKRI (Formas Japri).
Ratusan massa aksi ini mengibarkan puluhan bendera merah putih sebagai bentuk mempertahankan keutuhan NKRI, karena dalam orasinya massa aksi bersikukuh bahwa Papua adalah bagian dari NKRI yang sudah jadi harga mati.
Koordinator aksi Hendra Guntara mengatakan bahwa aksi mereka digelar untuk menuntut segera dihentikan segala bentuk kekerasan di Tanah Papua, kemudian Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Bersatulah bangsaku, lawan semua bentuk upaya perpecahan. Waspadai aksi provokasi dengan Isu SARA dan HAM di tanah Papua untuk kepentingan Asing.
“Saya menduga ada oknum yang sengaja membuat perpecahan ini, untuk menguasai Papua karena potensi sumber daya alam nya,” kata Hendra.
Hendra mengatakan, tekanan intimadasi solidaritas Papua cukup kuat di Jawa Barat khusus nya Kota Bandung untuk mendorong mahasiswa Papua yang ada di sini untuk turun ke jalan.
“Kami tetap mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi, dan terus menolak referendum,” kata dia.
Menurut dia, aksinya akan dilakukan dengan turun langsung ke kampus dan mahasiswa Papua yang ada di Bandung untuk memberikan pencerahan terkait keutuhan NKRI. Pihaknya akan roadshow keliling kampus, karena memang menerima laporan adanya intimidasi kepada mahasiswa Papua yang tidak ikut aksi solidaritas.
Dalam orasinya, salah seorang pengunjukrasa mengatakan bahwa Papua adalah Indonesia dan Indonesia adalah Papua, maka tidak akan merelakan Papua memisahkan diri, apapun alasannya.
“Kami tidak rela Papua menjadi korban oknum asing yang ingin memanfaatkan sumber daya alam nya saja, karena jika itu terjadi, masyarakat Papua akan tetap sengsara,” kata salah seorang orator.
Sementara itu Dolpin salah seorang perwakilan dari Papua mengatakan, dirinya tidak setuju dengan referendum, dia tidak merelakan Papua untuk memisahkan diri.
“Kami cinta Papua, kami cinta Jawa Barat. Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke,” tegas dia.
Dolpin pun mengaku, pihaknya menolak referendum meskipun dirinya asli orang Papua, dia menegaskan, tidak rela Papua berpisah, karena sudah 74 tahun menjadi bagian dari Indonesia dan harus di pertahankan.
“NKRI harga mati, tidak akan kami berikan Papua kepada oknum asing yang berkepentingan,” kata dia.
(As/dar)