Terkenal ramah dan murah senyum sejak menjabat sebagai Kepala Biro Humas Protokol dan Umum (HPU) Setda Jabar, Ruddy Gandakusumah yang kini Kepala Bakesbangpol dan Pjs Wali Kota Bekasi rupanya tetap mempertahankan sikap ramah dan hangatnya.
Pejabat ini pun tak sungkan bergaul dengan semua kalangan. Sosoknya yang hangat itu membuatnya selalu dekat dengan berbagai kalangan.
Menjalani tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin bukanlah perkara mudah untuk dilaksanakan. Sebab, selain harus mampu menjadi panutan dan teladan bawahannya, pemimpin pun harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya di dunia dan akhirat nanti.
Hal itupulalah yang menjadi patokan Ruddy dalam mengemban jabatan yang amanatkan kepadanya.
Jabatan Kepala Bakesbangpol dan Pjs Wali Kota Bekasi dijalani Ruddy dengan penuh tanggung jawab, meski harus menguras fisik, energi hingga pemikiran.
Bertemu di tengah kesibukannya, dia hanya tersenyum saat ditanyakan aktivitasnya yang mobile sebagai Pjs Wali Kota Bekasi.
Melayani itu sudah tugas yang harus dijalankan dengan baik, terlebih jabatan hanya titipan yany harus dipertanggungjawabkan.
Ridho Alloh SWT dan tanggung jawab besar menjadi kunci semangat seorang Ruddy Gandakusumah dalam melaksanakan tugas.
“Nikmati saja, syukuri dan jalani dengan tanggung jawab. Sebagai abdi masyarakat, kita harus siap menerima dan mepaksanakan tugas yang diberikan. Mudah-mudahan ini menjadi ladang amal untuk bekal di akhirat kelak,” tuturnya.
Ruddy mengaku bahwa selama ini dirinya senatiasa berusaha menikmati setiap kondisi yang dihadapi, termasuk jabatan yang dipercayakan. Menjalaninya dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur.
” Yakinlah bahwa Alloh pemilik rencana terbaik. Jadi, jangan sesekali bergantung kepada manusia,” jelasnya.
Ruddy menambahkan, hal lain yang juga selalu menjadi pegangan hidupnya adalah sikap menerima atas segala ketetapan Yang Maha Kuasa.
Dia yakin bahwa di balik jabatan ada amanah dan musibah yang tak bisa dipisahkan. Saat seseorang tidak amanah (berkhianat) dengan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, maka itu merupakan sebuah musibah.
“Jangan karena jabatan kita melakukan langkah tidak baik bahkan hingga membeli jabatan. Insya Allah ketika kita mengetahui risiko dan tanggung jawabnya menjadi seorang pemimpin itu sangat menakutkan. Bukan hanya mempertanggung jawabkan kehidupan kita, tetapi semua yang berada di bawah tanggung jawab kita,” kata dia.
Falsafah sunda yang diajarkan para orang tua dulu pun mengingatkan bagaimana manusia harus mendapatkan segalanya dengan cara-cara baik.
“Milik teu pahili-hili, bagja teu paala-ala. Yakin saja dengan ketetapan Alloh. Semoga ini bisa selalu mengingatkan diri saya dan juga pemimpin-pemimpin lainnya. Karena ada banyak hal yang harus kita pertanggung jawabkan dari setiap jabatan,” pungkasnya.
(LIN)