spot_img
Kamis 23 Oktober 2025
spot_img

Disnaker Kota Bandung Siapkan 15 Ribu Pelatihan Untuk Tekan Penganguran Anak Muda

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung terus mengoptimalkan berbagai program penyerapan tenaga kerja guna menekan angka pengangguran yang masih cukup tinggi di kota ini.

Upaya tersebut dilakukan melalui kerja sama lintas sektor, melibatkan dunia industri, lembaga pelatihan, hingga perangkat dinas terkait.

Baca Juga: Hadapi Musim Hujan, Pemkot Bandung Siapkan Lima Langkah Antisipasi Banjir

Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman, mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi besar Pemerintah Kota Bandung dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan yang semakin kompleks dan dinamis.

“Berbagai strategi konkret sudah kami jalankan, mulai dari pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi, kemitraan industri untuk pemagangan, bursa kerja, hingga program padat karya,” ujar Andri, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, tantangan terbesar saat ini terletak pada ketidaksesuaian antara kompetensi pencari kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Data menunjukkan sekitar 49 persen dari total pengangguran terbuka di Kota Bandung merupakan lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan pendidikan. Dari total 100.300 penganggur, hampir separuh belum memiliki keterampilan yang relevan dengan sektor jasa yang kini mendominasi perekonomian Bandung.

“Bandung ini kota jasa. Pasar kerja kita sudah tidak lagi bertumpu pada sektor otomotif atau manufaktur, sementara lulusan SMK masih banyak di bidang itu. Karena itu, kurikulum, pelatihan, dan kerja sama industri harus diarahkan ke sektor pariwisata, kuliner, kreatif, dan hospitality,” jelasnya.

Pemerintah menargetkan pelatihan bagi 15.000 warga Kota Bandung pada tahun ini. Serta mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha baru melalui kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM, Disdagin, lembaga pelatihan, dan dunia industri.

Selain itu, program pemagangan dan padat karya juga terus meluas dengan dukungan anggaran sekitar Rp24 miliar.

“Industri formal di Bandung semakin terbatas dan banyak yang bergeser ke luar kota. Karena itu, penguatan sektor kewirausahaan, ekonomi kreatif, dan jasa menjadi kunci agar Bandung tetap mampu menyerap tenaga kerja lokal,” pungkas Andri.

(Yusuf Mugni)

spot_img

Berita Terbaru