GARUT,FOKUSJabar.id: Pemkab Garut Jawa Barat (Jabar) dan Universitas Langlangbuana (Unla) kerja sama meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin dan Guru Besar Kebijakan Publik Unla, Pandji Santosa.
BACA JUGA:
DPC PDI-P Garut Silaturahmi ke Partai Demokrat
Barnas menyampaikan, Pemkab Garut tengah fokus pada pembangunan berkelanjutan. Salah satu prioritasnya, peningkatan kualitas SDM.
Upaya tersebut mencakup pemberian pendidikan dan pelatihan, peningkatan kualifikasi serta sertifikasi.
Harapannya, akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Garut.
“Tentunya kita ingin ada pendidikan pelatihan. Kemudian kualifikasi ditingkatkan dan sertifikasi segera dilakukan,” ungkapnya.
Selain itu, dalam mendukung terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik, pihaknya juga memenuhi sarana prasarana pendukungnya.
Barnas menambahkan, Pemkab Garut tidak hanya mengandalkan diri sendiri dalam upaya pembangunan, namun menggandeng berbagai pihak. Termasuk masyarakat sebagai bagian aktif dari proses pembangunan.
Perwakilan Unla, Pandji Santosa mengungkapkan, kerja sama ini merupakan langkah positif yang akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Dengan adanya tindak lanjut dari MoU, pihaknya berharap dapat mengusulkan program-program yang relevan dengan kondisi Kabupaten Garut saat ini.
BACA JUGA:
Musrenbangnas 2024, Garut Terbaik ke-4 Pembangunan Daerah
Menurut Pandji, salah satu program relevan adalah program yang berkaitan dengan program kajian dan penelitian.
“Kami optimistis, masih ada peluang untuk bisa menggali, mendalami faktor-faktor yang bisa menimbulkan tingginya angka kemiskinan. Dan bagaimana faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Selain itu, program lainnya yang bisa diusulkan dalam kerja sama ini antara lain, penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan yang mencakup keterampilan teknis. Seperti kewirausahaan, pendidikan khusus untuk masyarakat miskin.
“Pendidikan khusus untuk masyarakat miskin dan bagaimana mendorong supaya mereka lebih memiliki akses untuk meningkatkan akses kepada pekerjaan, meningkatkan pendapatan, dan memperbaiki hidupnya,” pungkas Dia.
(Bambang Fouristian)