spot_img
Senin 6 Mei 2024
spot_img
More

    Kompetensi Dai Picu Kelancaran Syiar

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Seorang pendakwah (Dai) harus memiliki kekuatan yang menopang perjalanan dakwahnya. Termasuk kemampuan memanfaatkan fasilitas yang saat ini ada.

    Demikian disampaikan pengajar Dr. Abderahman Muhammad  Ahmad Hamid dari Universitas Al Azhar Mesir dalam kuliah umum bertajuk ‘Tafsir Ayat Dakwah Perspektif Islam Moderat di Era Masyarakat 5.0’ di Aula Pascasarjana UIN SGD Bandung, Rabu (24/4/2024).

    Menurut dia, seorang dai harus mampu menjawab perkembangan zaman demi kelancaran berdakwah, termasuk memahami teknologi yang berkembang saat ini.

    Dai
    Kuliah umum bersama Pengajar Universitas Al-Azhar Mesir Abderahman Muhammad Ahmad Hamid (Ist)

    “Media dakwah yang sangat canggih sekalipun harus dikuasai guna menopang kelancaran berdakwah,” kata Abderahman.

    BACA JUGA: Dakwah, Sunu Cover Lagu “Syaidah Aisyah

    Da’i harus bisa meng-counter-isu isu yang sedang berkembang, sehingga kehadiran da’i di tengah masyarakat menjadi pelita yang menyinari.

    Menyusul tantangan yang semakin kompleks, dai harus juga menyiapkan diri dari berbagai macam tantangan, baik berupa hinaan, cacian dan banyak lagi yang terjadi di lapangan.

    “Seorang da’i haruslah memiliki karakter moderat, sehingga lebih fleksibel menyampaikan pesan dakwah. Dia bisa menyampaikan pesan dengan mudah dan dimengerti semua kalangan,” kata dia.

    “Dakwah itu memudahkan, memberikan kabar gembira atau tidak hanya memberi peringatan. Ini dicontohkan nabi saat mengutus salah satu sahabatnya agar dalam dakwah jangan selalu menakut-nakuti,” kata Abderahman menambahkan.

    Melihat hukum dakwah (Fardu kifayah/Fardu ain), semua profesi bisa berdakwah sesuai keilmuannya. Sehingga seorang dokter akan berdakwah dengan ilmu yang dimilikinya, begitupun profesi lainnya.

    Intinya dakwah mengajak kepada Allah SWT bisa dilakukan dengan kemampuan yang dimiliki sehingga mad’u memahami yang disampaikan seorang dai.

    “Sebelum memberikan peringatan, dalam dakwahnya para nabi terlebih dahulu memberikan penjelasan.  Artinya seorang dai harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjelaskan perkara yang disampaikan,” kata dia.

    Artinya dai harus memiliki kompetensi dalam memahami Al-Quran dan Sunah yang akan disampaikan kepada mad’u nya. Sehingga mampu membedakan sasaran Maruf dan Munkar.

    “Karena tidak paham, bisa saja terbalik-balik. Yang seharusnya Maruf jadi Munkar, itu bisa celaka. Akan bahaya jika dai tidak memahami hal itu,” kata dia

    Seorang dai yang paham akan membuat peta konsep, mana saja wilayah maruf dan wilayah Munkar. Dengan begitu akan diketahui wilayah mana yang akan menjadi prioritas.

    Terlebih, sebagai manusia terbaik yang dikeluarkan untuk manusia lainnya, harus  mampu menegakkan Maruf dan mencegah kemungkaran.

    Lebih lanjut Abderahman mengatakan bahwa seorang dai harus memiliki kesabaran ekstra, pentingnya kesederhanaan dan kebahagiaan. Tentunya pelaku dakwah harus senantiasa menggunakan metode yang benar, salah satunya dengan metode hikmah. Mawidzoh Hasanah dan Mujadalah yang baik.

    “Kemudian menyesuaikan gaya dakwah dengan masyarakat yang dihadapinya,” kata Abderahman.

    Sementara itu, Direktur Pascasarjana UIN SGD Bandung Prof Ahmad Sarbini berharap kuliah umum yang digelar bisa memberikan ilmu bermanfaat kepada seluruh peserta.

    Kuliah umum dihadiri 200 mahasiswa dan dosen dari tiga program study, seperti KPI, IAT dan BKI.

    Prof Ahmad berharap kolaborasi antaraporogram studi di UIN SGD Bandung ini bisa menjadi contoh sinergi yang produktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

    “Semoga semua peserta mendapatkan ilmu bermanfaat dari kuliah umum ini,” kata Ahmad Sarbini.

    Berita Terbaru

    spot_img