spot_img
Rabu 26 Juni 2024
spot_img
More

    Bersama Unilever, Kemenag RI Gelar “Pesantren Sehat Lifebuoy” di Ponpes Mathla’ul Huda

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Kemenag RI bersama Unilever Indonesia melalui brand Lifebuoy menggelar ‘Pesantren Sehat Lifebuoy’ di Pondok Pesantren Mathla’ul Huda Bandung, Jawa Barat, Seni (19/2/2024).

    Dalam program yang bertujuan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan santri dan santriwati itu diisi kegiatan edukasi kesehatan dan pelatihan guna cetak Duta Santri.

    Selain dihadiri 500 santri dan santriwati, acara juga dihadiri Kabid Diniyah Ponpes Kanwil Depag Jabar Ahmad Fatoni, Kakanwil Kemenag Kabupaten Bandung Cecw Hidayat, Ketua Forum Ponpes Jabar Dr. R Komarudin, Direktur dan Sekretaris Unilever Indonesia Nurdiana Darus dan Direktur Integrated Operation Unilever Indonesia Enny Sampurno, serta Pimpinan Ponpes Mathla’ul Huda Bandung Kyai Miftahul Khoer, serta Pengurus PP Mathla’ul Huda Bandung.

    Kabid Pendidikan Diniyah Ponpes Kanwil Depag Jabar, Ahmad Fatoni berharap kerja sama yang dilakukan mampu menjadikan santri selalu mencintai kebersihan dan kesehatan, serta selalu menjaga hal-hal yang akan merugikan diri sendiri.

    “Terima kasih atas kehadiran Unilever Indonesia untuk penguatan Ponpes melalui jalur kesehatan tubuh, gigi, dan mulut dan serta kebiasaan untuk menciptakan nuansa-nuansa baru,” kata Ahmad.

    Dia berharap pelatihan untuk Santri Berseri ini sebagai pilot project di PP Mathla’ul Huda dan menjadikan santri lebih sehat, serta lebih kuat untuk melakukan berbagai hal aktivitas.

    “Kalau sehat, dan bertubuh kuat, para santri dapat menuntut ilmu lebih baik, dan mengisi waktu senggang dengan hal-hal bermanfaat,” kata dia.

    Pimpinan PP Mathla’ul Huda Bandung Kyai Miftahul Khoer mengatakan bahwa pelatihan untuk menjadikan santri berseri bercahaya, sehat dan percaya diri. Artinya, para santri dianjurkan supaya tidak saja meningkat ilmunya, tetapi juga meningkat fisiknya, sehat dan wal’afiat. Sehingga ada kekuatan, kemampuan dari bidang ilmu, juga fisiknya, kuat, dan sehat.

    BACA JUGA: Juragan Ciamis Deklarasikan  Kemenangan Ganjar Pranowo

    “Ada anjuran dalam agama Islam, kebiasaan mandi akan membuat tubuh lebih sehat dan terjaga dari kuman penyakit, termasuk rajin mencuci tangan pakai sabun,” kata dia.

    Salah satu langkah utama dari PHBS yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di lima momen penting, yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian.

    “Jika dibiasakan, CTPS di 5 momen penting akan mampu melindungi para santri/santriwati dari berbagai penyebaran penyakit,” kata dia.

    Kyai Miftah mengutip teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, di mana kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin. Sementara, menilik pada data BPS, di Kota Bandung, hanya 46,9 persen yang mempunyai kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dari total populasi2 sehingga adanya keperluan untuk meningkatkan kebiasaan CTPS ke lebih banyak masyarakat Kota Bandung.

    Sementara itu, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia Erfan Hidayat menyebut peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.

    “Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2 ribu pesantren dan memberi manfaat bagi lebih dari 900 ribu santri di Indonesia.

    Tahun ini, kata dia, program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Jakarta dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri, ustadz, dan ustadzah), edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan.

    “Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri/santriwati di lebih dari 1.500 pesantren,” kata Erfan.

    BACA JUGA:

    Maret Mendatang, DKPP Kota Bandung Kembali Gelar Vaksin Rabies Gratis

    Interaksi intens antarmasyarakat pesantren menjadikan pesantren unit pendidikan yang berpotensi efektif dalam membiasakan CTPS di 5 momen penting melalui metode peer-to-peer learning, dimana mereka saling mencontohkan dan meniru berbagai perilaku positif.

    Menurut studi dari Hungarian Academy of Sciences, peer-to-peer learning atau program edukasi melalui teman sebaya merupakan salah satu cara edukasi yang paling efektif dalam pengajaran CTPS di kalangan anak-anak3. Studi ini menemukan bahwa program edukasi melalui teman sebaya dapat meningkatkan pengetahuan teoritis tentang CTPS dan cara mempraktekkan CTPS yang benar hampir 2 kali lebih baik dari sebelumnya, dan dapat bertahan bahkan 4 bulan setelah program berakhir.

    Adapun program pesantren Lifebuoy dibagi menjadi dua tahap: Pemilihan Duta Santri oleh pihak Pesantren sebagai peer educator yang akan mendapatkan pelatihan tentang PHBS, terutama CTPS, oleh dokter dari PDUI. Hal ini menjadi penting karena salah satu faktor kesuksesan peer-to-peer learning adalah kompetensi dan kapabilitas dari peer educator.

    Melalui pelatihan ini, Duta Santri akan memahami pentingnya CTPS dan bagaimana cara melakukan CTPS dengan baik dan benar.
    Tahap berikutnya, Duta Santri akan kembali ke pesantren untuk dapat memulai melakukan Gerakan 21 Hari Pembiasaan CTPS bersama santri/santriwati lainnya.

    Hal ini dilakukan karena menurut teori peer-to-peer learning, edukasi melalui peer educator yang kompeten terbukti lebih efektif dibandingkan dengan edukasi guru-siswa pada umumnya. Selain peer-to-peer learning, Lifebuoy memberikan bantuan terhadap pesantren berupa dana pendidikan, alat penunjang pendidikan, dan pemeriksaan kesehatan tanpa biaya.

    “Dengan dilaksanakannya program Pesantren Sehat Lifebuoy di Kota Bandung, kami berharap dapat melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat. Di tahun 2024, program sudah berjalan di Semarang, Jakarta dan saat ini di Bandung, dan akan berjalan di berbagai kota lain di Indonesia, antara lain Palembang, Lampung, Banjarmasin, Makassar, Bengkulu, dan Padang,” kata dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img