Kamis 12 Desember 2024

RSHS Bandung Siapkan Ruang Khusus Bagi Caleg Gagal

BANDUNG,FOKUSJabar.id: RSHS Bandung siapkan ruang perawatan khusus bagi para Calon Legislatif (Caleg) yang mengalami gangguan jiwa akibat gagal dalam Pemilu 2024.

Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Bandung, Iwan Abdul Rachman mengatakan, mulai Januari 2024 pihaknya menyiapkan ruang rawat inap layanan kesehatan jiwa.

Mengingat saat ini hanya melayani telekonsultasi dan rawat jalan bagi pasien gangguan jiwa.

BACA JUGA:

8 Pasien Gagal Ginjal Akut Di RSHS Bandung Meninggal

“Kami menyiapkan di Januari, khusus perawatan jiwa. Hingga saat ini layanan yang diberikan kepada pasien gangguan jiwa adalah rawat jalan. Kami masih bekerja sama untuk layanan rawat inap pasien gangguan jiwa dengan rumah sakit lainnya,” kata Iwan, Kamis (14/12/2023).

Pihaknya berharap pada Februari 2024 nanti, ruang rawat kejiwaan khusus yang memiliki kapasitas 20 orang tersebut sudah efektif digunakan untuk merawat caleg yang mengalami gangguan jiwa.

Menurutnya, gangguan jiwa juga dapat mengganggu fisik, Seperti gejala penyakit lambung dan bagian tubuh lainnya.

Karenanya, penyakit terkait gangguan jiwa ini harus dikoordinasikan dengan dokter lainnya pada bidangnya.

“Kami berupaya ada ruang rawat khusus bagi yang dikhawatirkan mencederai diri sendiri dan lingkungan sekitar. Kami masih siapkan, semoga Januari bisa digunakan,” ungkapnya.

Dokter Spesialis Jiwa RSHS Bandung, Santi Andayani menjelaskan, ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang dapat dialami oleh para caleg yang gagal terpilih di Pemilu 2024 (mudah marah atau mengamuk).

“Ada juga yang tidak selalu menampilkan gangguan jiwa seperti marah atau ngamuk. Yaitu tidak bisa tidur, nyeri ulu hati dan tidak enak badan,” kata Santi Andayani.

BACA JUGA:

3 Anak di RSHS Diduga Idap Ginjal Akut Misterius

Santi menyebut, jika ada caleg yang malu untuk menjalani rawat jalan bisa menggunakan kanal telekonsultasi melalui ponsel dengan wawancara dan penilaian juga dilakukan dari sana.

Menurutnya, penyebab caleg mengalami gangguan jiwa di antaranya karena tidak siap dengan konsekuensi jika yang bersangkutan mengalami kekalahan.

Padahal dalam sebuah pertandingan atau lomba sekalipun siapapun harus siap kalah atau gagal.

“Mereka ini yang tidak pernah mengukur risiko kegagalannya seperti apa. Kematangan persiapannya seperti apa. Kalau berlomba kan tidak hanya kesiapan fisik yang diperlukan, mental pun harus,” ucapnya.

(Yusuf Mugni/Bambang Fouristian)

Berita Terbaru

spot_img